Blog

Digital Transformation: Bagaimana Menjadi seorang Disruptor 18 October 2018 Blog

Digital Transformation: Bagaimana Menjadi seorang Disruptor

Disruptor biasa digunakan di era digital pada saat ini. Apa itu Disruptor? Disruptor berasal dari kata disrupt, yang berarti “mengganggu”, “mengacaukan”, “merubah keadaan”, “mengguncang” dan lain-lain.

Dimana sebutan disruptor ini ditandai dengan banyaknya bisnis-bisnis baru yang hadir dengan solusi barunya yang mampu mengguncang para pebisnis lama. Bisnis-bisnis tersebut biasa kita sebut sebagai startup atau perusahaan yang baru didirikan dan berada dalam fase pengembangan untuk menemukan pasar yang tepat.

Para startup mampu melihat sebuah kesempatan dari masalah yang timbul. Mereka melihat sebuah masalah dan mengambil keputusan untuk menemukan solusi atas masalah tersebut. Intinya adalah bagaimana perusahaan kita dapat terus berkembang, optimis dengan masalah yang dihadapi dan melihat kesempatan dengan baik.

Bagaimana dengan Transformasi Digital? Mengapa banyak perusahaan yang saat ini  juga saling berlomba-lomba untuk menerapkan transformasi digital? Transformasi digital itu sendiri melibatkan perubahan yang cepat dalam aktivitas bisnis, proses, kompetensi, dan model untuk memanfaatkan teknologi digital secara strategis dan dampak luasnya.

Mengapa Transformasi Digital itu Penting?

1. Keunggulan yang kompetitif

Setiap organisasi harus merangkul transformasi digital pada tingkat tertentu agar tetap kompetitif. Hal tersebut dilakukan dengan continuous delivery mindset dan adopsi dari proses collaborative development, yang memungkinkan pengambilan keputusan dan pengiriman yang lebih cepat dan berkualitas lebih tinggi.

2. Keuntungan finansial

Perusahaan yang digerakkan oleh software adalah organisasi berkinerja tinggi yang menggunakan data untuk menghapus ego dan politik dari keputusan bisnis.

3. Keuntungan strategis

Organisasi menanamkan keyakinan bahwa anggota tim melakukan pekerjaan yang benar, untuk pelanggan yang tepat dan alasan yang tepat setiap saat.

4. Keuntungan budaya

Tim dalam constant communication merasakan rasa persahabatan dan hal tersebut dapat membantu mengurangi atrisi (attrition).

5. Efisiensi operasional

Proses dan teknologi modern membantu mengurangi overhead pada operasional, memungkinkan bisnis untuk berinvestasi lebih sedikit dalam pemeliharaan dan lebih banyak berinovasi untuk mendukung perubahan yang cepat dan pembangunan.

6. Meningkatkan produktivitas developer

Developer yang produktif adalah developer yang bahagia. Perusahaan memanfaatkan Agile  dan Lean development yang dapat mengurangi tugas-tugas administratif dan meningkatkan kecepatan pengiriman, secara fundamental meningkatkan persamaan time-to-value.

7. Faster time to market

Metode pengembangan monolitik dan tools restrict innovation dengan membatasi rilis hingga satu atau dua tahun. Tim menggunakan pendekatan pengembangan modern dan tools release yang terus menerus, serta mendapatkan keuntungan pasar sebagai first-mover.

Digital Transformation and Pivotal

Transformasi digital memastikan bisnis dapat merespons gangguan dengan cepat. Integrated cloud technologies dari Pivotal, bersama dengan pengembangan aplikasi kolaboratif dan solusi data dan analitik, memungkinkan organisasi membangun dan menjalankan aplikasi generasi mendatang yang memberikan pengalaman luar biasa.

Dengan customer dari Pivotal, Pivotal pun menjawab kebutuhan inovasi bisnis modern dengan:

  1. Membangun produk berkualitas tinggi pada kecepatan startup dengan metodologi Agile
  2. Memberikan ketahanan perusahaan dengan platform cloud-native generasi berikutnya
  3. Memberikan wawasan pasar dengan data science

Transformasi Digital Versus Pendekatan Tradisional

Dengan transformasi digital:

  1. Agile and flexible. Pendekatan modern development, termasuk metode Agile and Lean, meningkatkan kecepatan pengiriman dan memungkinkan tim untuk mengambil risiko.
  2. Open. Penggunaan open source software dan komunitas terbuka mendukung inovasi yang kolaboratif.
  3. Predictive Analysis. Tim mengoperasionalkan wawasan secara real time melalui aplikasi pintar.
  4. Exceptional, personalized experiences. Melalui data science yang tangkas, organisasi terus menggunakan data untuk memperbaiki proses dan hasil, kemudian meningkatkan aplikasi.
  5. Continuous, iterative delivery. Tim memastikan software siap untuk dirilis setiap saat selama pengembangan (development).

Tanpa transformasi digital:

  1. Complex and inflexible. Pendekatan pengembangan secara tradisional, berbasis pada jadwal dan mengharuskan tim untuk selalu mengikuti proses.
  2. Proprietary. Penggunaan sistem yang mengunci bisnis ke dalam teknologi khusus dan pendekatan sangat mahal untuk dihentikan.
  3. Historical reporting. Tim mencari data business intelligence untuk memahami past behavior dan kemudian melaporkan tren tersebut.
  4. Single experience. Secara tradisional, organisasi menciptakan dan memodifikasi aplikasi berdasarkan apa yang mereka pikir diinginkan oleh pelanggan.
  5. Sequential delivery. Software hanya dirilis pada akhir proses yang lengkap.

Source:

https://pivotal.io/digital-transformation

Info lebih lanjut: www.phintraco.com www.phintracotech.com  | marketing@phintraco.com

Continue Reading