Blog

Microservices: Pendekatan Inovatif dalam Pengembangan Aplikasi

27 July 2024 Muhammad Iqbal Iskandar Blog

Aplikasi merupakan bagian integral dalam kehidupan manusia di tengah perkembangan teknologi digital saat ini. Hampir semua kegiatan dan layanan memiliki platform digital berupa aplikasi yang dapat membantu dalam berbagai bidang. Oleh karena itu, kebutuhan akan aplikasi yang skalabel, responsif, dan mudah digunakan menjadi semakin tinggi. Hal ini menjadi perhatian bagi para pengembang aplikasi yang akhirnya menghasilkan pendekatan baru dalam pengembangan aplikasi, salah satunya adalah microservices.

Microservices architecture dapat diartikan sebagai pendekatan pengembangan aplikasi yang berbeda dari arsitektur pengembangan tradisional. Pembagian layanan dalam pendekatan ini dapat membuat aplikasi menjadi lebih responsif dan fleksibel. Artikel ini akan membahas pendekatan pengembangan microservices mulai dari definisi, karakteristik, faktor pendukung, serta kelebihan-kelebihannya untuk bisnis. Simak artikel berikut ini untuk mengetahui informasi selengkapnya!

Apa itu Microservices?

Microservices adalah arsitektur pengembangan aplikasi yang membuat sebuah aplikasi memiliki beberapa unit layanan yang berdiri sendiri namun masih saling terhubung. Dengan kata lain, setiap unit layanan dalam aplikasi tersebut memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda-beda, tetapi saling mendukung satu sama lain dalam satu arsitektur yang sama.

Pendekatan ini seperti membangun aplikasi di dalam aplikasi. Dalam penerapannya, pendekatan arsitektur aplikasi ini digunakan pada super-app yang di dalamnya terdapat banyak jenis service yang berbeda-beda. Setiap layanan dan fitur ini dapat terhubung dengan menggunakan API.

Istilah microservices muncul pertama kali pada tahun 2005 ketika Dr. Peter Rodgers membahas tentang micro-web-services pada sebuah konferensi tentang cloud computing. Pendekatan ini membuat setiap tim dapat memiliki kewenangannya sendiri dan lebih cepat dalam mengeksekusi rencana pengembangan. Hal ini dapat terjadi karena sebuah perusahaan dapat mengembangkan sebagian layanan yang diperlukan saja, sehingga dapat mempersingkat waktu pengembangan dan menghemat biaya.

Selain itu, aplikasi jenis ini juga dapat segera digunakan oleh pelanggan, sehingga pengumpulan feedback dan peningkatan layanan juga dapat dilakukan dengan lebih cepat.

Serverless Architecture vs Microservices, Apa Perbedaannya?

Terdapat beberapa perbedaan antara pendekatan microservice dan serverless. Perbedaan utama terletak pada manajemen server. Dalam serverless architecture, tim pengembang berfokus untuk menulis kode tanpa perlu berurusan dengan manajemen server. Mereka dapat menggunakan penyedia cloud untuk menyediakan sumber daya sesuai permintaan. Pengembang tinggal berfokus pada kode dan logika bisnis yang spesifik untuk aplikasi mereka.

Dalam arsitektur layanan mikro, aplikasi dibagi menjadi beberapa layanan yang lebih kecil dan bergerak secara independen. Masing-masing layanan dan fitur memiliki penyebaran dan skalanya sendiri-sendiri. Hal ini berbeda dengan serverless architecture di mana pengembang bertanggung jawab untuk mengelola keseluruhan infrastruktur, termasuk ketersediaan setiap layanan mikro secara individual.

Berdasarkan aspek perincian, serverless architecture umumnya lebih terperinci dan berpusat di sekitar fungsi-fungsi individual. Setiap fungsi dalam pendekatan ini melaksanakan tugas tertentu dan dapat digunakan secara independen. Sementara layanan microservice memiliki cakupan yang lebih besar. Layanan dalam pendekatan ini mewakili fitur-fitur yang dapat digunakan secara independen dan bertanggung jawab atas fungsi bisnis tertentu.

Perbedaan lainnya di antara dua pendekatan ini adalah dari segi pengembangan. Serverless architecture dapat membuat pengembangan menjadi lebih sederhana karena developer hanya berfokus pada menbuat fungsi-fungsi dan menghubungkannya melalui event. Hal ini memerlukan tool baru dan framework yang lebih spesifik untuk platform serverless tersebut.

Sementara itu, pendekatan layanan mikro dapat lebih rumit untuk dikembangkan. Pendekatan ini juga menuntut budaya DevOps yang kuat untuk implementasi yang optimal.

Apa Saja Karakteristik Microservices?

Terdapat beberapa ciri khas dan karakteristik yang dimiliki oleh aplikasi layanan mikro. Karakteristik inilah yang membuat pengembangan ini unik dan menjadi pilihan utama bagi perusahaan saat ini. Berikut ini adalah karakteristik dan ciri-cirinya:

Proses Routing Sederhana

Salah satu karakteristik utama dari pendekatan ini adalah proses routing yang sederhana. Hal ini karena pengembangan menggunakan arsitektur berbasis API (Application Programming Interface) yang membuat setiap layanan dapat terintegrasi dengan mudah. Setiap permintaan dapat langsung diarahkan ke layanan yang diperlukan tanpa harus melewati banyak perantara, sehingga pengembang dapat lebih mudah untuk merancangnya.

Memiliki Banyak Komponen

Aplikasi layanan mikro terdiri dari banyak fitur-fitur independen. Setiap layanan ini memiliki tanggung jawab dan fungsi yang spesifik, serta dikembangkan dan dipelihara secara terpisah. Hal ini membuat pengembangan menjadi lebih fleksibel dan skalabel. Tim pengembang dapat bekerja pada layanan mikro yang berbeda pada saat yang bersamaan tanpa saling mengganggu.

Desentralisasi Operasional

Pendekatan layanan mikro tidak memiliki otoritas yang terpusat karena setiap layanan dapat dikelola secara mandiri. Hal ini dapat memberikan fleksibilitas untuk pengembang dalam memilih teknologi dan infrastruktur yang tepat untuk aplikasi. Selain itu, jika terjadi kegagalan dalam satu layanan, tidak akan berdampak pada seluruh aplikasi dan layanan lain masih bisa tetap berfungsi.

Mengapa Perusahaan Harus Menggunakan Microservices?

Dunia bisnis kini menjadi semakin kompetitif, sehingga setiap perusahaan dan bisnis dituntut untuk dapat beradaptasi dan terus berinovasi. Oleh karena itu, terdapat faktor-faktor pendukung kenapa perusahaan harus menggunakan pendekatan layanan mikro dalam membuat aplikasi.

Salah satunya adalah pengembangan aplikasi dengan arsitektur monolitik dapat menjadi kaku dan memakan waktu lebih banyak. Hal ini membuat skalabilitas aplikasi menjadi terbatas dan sulit menyesuaikan kebutuhan bisnis yang terus berkembang.

Selain itu, kondisi pasar yang dinamis dan kompetitif menuntut perusahaan untuk bisa berinovasi dan meluncurkan produk atau layanan baru dengan cepat. Hal ini dapat didukung dengan pengembangan aplikasi layanan mikro.

Perusahaan juga perlu mengurangi dan meminimalkan downtime. Aplikasi layanan mikro dapat diskalakan secara horizontal sehingga dapat menerima lonjakan traffic tanpa downtime.

Apa Saja Kelebihan Microservices untuk Bisnis?

Terdapat beberapa kelebihan utama dari pendekatan microservice dalam pengembangan aplikasi untuk bisnis. Berikut ini adalah beberapa kelebihannya:

Adaptif untuk Kebutuhan Bisnis

Pendekatan layanan mikro dirancang dengan prinsip modalitas, artinya setiap layanan difokuskan untuk fungsi bisnis yang spesifik. Hal ini memungkinkan aplikasi untuk beradaptasi sesuai dengan kebutuhan bisnis dan tuntutan pasar secara cepat dan mudah.

Memiliki Skalabilitas yang Tinggi

Daya komputasi aplikasi layanan mikro dapat ditambahkan dan dikurangi sesuai dengan kebutuhan. Hal ini dapat membantu bisnis mengatasi lonjakan traffic tanpa mengalami downtime.

Mendukung Adopsi DevOps

Prinsip DevOps dapat diterapkan dalam layanan mikro. Pegembangan dan operasional aplikasi dapat berjalan secara terintegrasi dan berkelanjutan. Budaya kolaboratif dalam DevOps sangat cocok dengan pendekatan microservice.

Proses Deployment Lebih Mudah

Aplikasi layanan mikro mudah dipasang dan dijalankan di berbagai platform. Hal ini membuat bisnis dapat bereksperimen dengan teknologi baru dan menerapkan perubahan secara cepat tanpa mengganggu keseluruhan aplikasi.

Terapkan Arsitektur Microservices dengan UI/UX Service dari PhinCon

Aplikasi layanan mikro kini menjadi pilihan utama untuk bisnis karena fleksibilitas dan skalabilitasnya yang tinggi. PhinCon dapat membantu Anda untuk mengembangkan aplikasi dengan pendekatan microservices.

Sebagai perusahaan IT consulting & services, PhinCon dapat membantu pengembangan aplikasi dan UI/UX secara end-to-end mulai dari perencanaan hingga evaluasi.

Hubungi marketing@phintraco.com sekarang untuk informasi selengkapnya tentang UI/UX service dari PhinCon!

Editor: Cardila Ladini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *