Blog

Data Loss Prevention: Solusi Lindungi Data dan Aset Perusahaan 21 April 2024 Blog

Data Loss Prevention: Solusi Lindungi Data dan Aset Perusahaan

Seiring pertumbuhan volume data yang sangat cepat, perusahaan kini harus menghadapi tantangan yang semakin kompleks perihal keamanan data. Keamanan, aksesibilitas, dan ketersediaan data menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan dengan serius oleh perusahaan. Masalah perihal kehilangan data pun kini menjadi sebuah ancaman yang serius. Ancaman tersebut dapat dicegah dan diatasi dengan solusi data loss prevention (DLP).

Data loss prevention software kini digunakan sebagai solusi untuk bisa melindungi data sensitif dan berharga milik perusahaan dari kebocoran data (data leakage). Artikel ini akan menguraikan dan menjawab tentang apa itu data loss prevention, apa saja jenis data loss prevention tools, perbedaannya dengan EDR, bagaimana cara kerjanya, serta manfaat-manfaatnya untuk perusahan. Simak artikel berikut ini untuk informasi selengkapnya!

Apa yang Dimaksud dengan Data Loss Prevention?

Data loss prevention adalah sebuah pendekatan yang digunakan oleh perusahaan dalam rangka mencegah terjadinya kebocoran atau kehilangan data sensitif. DLP meliputi konsep, teknologi serta serangkaian kebijakan yang dibuat oleh perusahaan dalam rangka melindungi data tersebut.

DLP dapat menjadi upaya untuk mendeteksi ancaman dari luar sekaligus juga mengidentifikasi dan mengatasi risiko internal yang dapat menyebabkan kebocoran data. Hal tersebut dilakukan dengan melibatkan pemantauan dan pengendalian secara aktif terhadap pergerakan informasi dan data.

Pergerakan data baik secara internal maupun eksternal (ke luar perbatasan perusahaan) merupakan aspek yang dipantau dalam DLP. Tidak hanya data yang sedang dalam pergerakan (data in motion), DLP juga mengidentifikasi dan mengawasi data saat disimpan (data at rest) serta saat digunakan (data in use).

Oleh karena itu, DLP memiliki peran penting dalam melindungi keamanan dan kerahasiaan informasi. DLP menawarkan pertahanan berlapis yang krusial untuk mencegah dan mengatasi ancaman kehilangan dan kebocoran data penting milik perusahaan.

Apa Perbedaan antara DLP dan EDR?

DLP sering dianggap sama dengan EDR atau Endpoint Detection and Response. Keduanya merupakan solusi keamanan yang berbeda dan memiliki tujuan yang berbeda dalam mengamankan aset perusahaan.

Data loss prevention lebih berfokus kepada mencegah kebocoran atau kehilangan data dengan cara mengendalikan akses dan penggunaan data tersebut. Pendekatan yang dilakukan DLP adalah dengan mengidentifikasi, memantau, serta mengontrol pergerakan data.

Sementara itu, EDR merupakan solusi keamanan yang berfokus pada deteksi dan respons terhadap ancaman keamanan pada endpoint. Endpoint dalam hal ini merujuk pada perangkat yang digunakan pengguna seperti komputer, laptop, dan perangkat ponsel yang terhubung ke jaringan perusahaan.

EDR melakukan pemantauan aktivitas pada endpoint untuk mendeteksi serangan-serangan seperti malware atau akses dari pengguna yang tidak sah.

Bagaimana Cara Kerja Data Loss Prevention?

DLP memiliki cara kerja yang bertahap dan terstruktur untuk memantau dan melindungi pergerakan data baik dalam seluruh jaringan (network), endpoint, dan cloud. Cara kerja DLP dapat dikategorikan ke tahap-tahap sebagai berikut:

Identifikasi Data

Pada tahap pertama, DLP melakukan identifikasi terhadap data-data mana yang penting dan sensitif serta perlu dilindungi. Identifikasi ini meliputi klasifikasi data berdasarkan tingkat sensitivitasnya, seperti informasi pribadi, informasi rahasia perusahaan, atau informasi keuangan yang merupakan data yang sangat sensitif.

Pemantauan Aktivitas Data

Setelah melakukan identifikasi, DLP kemudian akan melakukan pemantauan aktivitas data dalam sebuah jaringan atau sistem. Pemantauan ini termasuk melacak siapa saja yang mengakses data, jenis data apa yang diakses, serta apa yang dilakukan dengan data tersebut.

Pemantauan Jaringan

Selain memantau aktivitas data, DLP juga melakukan pemantau traffic di seluruh jaringan dalam rangka mendeteksi potensi ancaman atau aktivitas yang tidak sah. Identifikasi pola-pola tidak biasa atau tanda-tanda serangan siber ini dilakukan dengan analisis traffic jaringan.

Respons dan Tindakan Cepat

Jika DLP telah mendeteksi aktivitas tidak sah atau mencurigakan, sistem akan segera merespons dengan tindakan yang sesuai. Tindakan-tindakan tersebut dapat meliputi peringatan kepada user atau administrator tentang aktivitas mencurigakan, memblokir akses ke data sensitif, hingga menghentikan pergerakan data yang mencurigakan.

Apa Saja Jenis Data Loss Prevention?

DLP adalah serangkaian teknologi yang digunakan untuk melindungi data sensitif dan mencegah kebocoran data. Saat ancaman siber kini mulai semakin kompleks dan beragam, DLP juga memiliki beberapa jenis untuk mengatasi hal tersebut. Berikut adalah jenis-jenis DLP:

Network

Pada tingkat jaringan, DLP berfokus melindungi data saat berpindah melalui jaringan. Hal ini dilakukan dengan memantau lalu lintas data melalui jaringan internal atau eksternal. Perusahaan dapat memblokir atau mengenkripsi data dengan DLP untuk mencegah kebocoran.

Endpoint

Jenis DLP endpoint berfokus pada melindungi data pada perangkat-perangkat akhir seperti komputer, laptop, dan perangkat mobile. Hal tersebut meliputi pemantauan dan pengendalian aktivitas pengguna seperti akses, penggunaan, dan transfer data.

Web

Selain jaringan, terdapat juga DLP yang berkaitan dengan pengawasan dan pengendalian akses situs web yang memiliki risiko keamanan atau data sensitif. Hal ini dilakukan dengan membatasi akses ke situs web tertentu dan memantau konten yang diunduh dari internet.

Email

DLP email merupakan jenis DLP yang menganalisis dan memantau konten email untuk mengidentifikasi dan mencegah pengiriman informasi sensitif melalui email. Hal ini meliputi deteksi lampiran-lampiran yang berpotensi berbahaya serta pembatasan akses ke informasi sensitif melalui email.

Data Storage

Dalam rangka mengamankan data, DLP juga memiliki jenis yang berfokus pada tingkat penyimpanan data (data storage) yang melindungi data saat disimpan dalam repositori atau storage. DLP ini menerapkan kebijakan akses yang ketat, enkripsi data, serta pemantauan aktivitas pengguna.

Apa Saja Manfaat Data Loss Prevention untuk Perusahaan?

Implementasi DLP dalam suatu perusahaan dapat memberikan sejumlah manfaat bagi perusahaan, khususnya dari segi keamanan dan efisiensi operasional. Berikut adalah beberapa manfaat implementasi DLP untuk perusahaan:

Melindungi Data Sensitif

Salah satu manfaat utama dari DLP adalah perusahaan dapat melindungi data-data sensitif dari akses yang tidak sah. DLP dapat mengidentifikasi dan mencegah upaya pencurian dengan menerapkan kebijakan akses yang ketat.

Mencegah Kebocoran dan Kehilangan Data

Kebocoran dan kehilangan data merupakan kerugian besar bagi perusahaan baik dari segi reputasi maupun finansial. DLP dapat membantu mencegah terjadinya kebocoran atau kehilangan data dengan memantau dan mengendalikan pergerakan data.

Mematuhi Regulasi dan Standar Keamanan

Terdapat regulasi dan standar keamanan ketat yang harus dipatuhi oleh setiap perusahaan. Implementasi DLP dapat membantu perusahaan dalam memastikan kepatuhan terhadap regulasi tersebut.

Mengurangi Risiko Serangan Siber

Ancaman serangan siber kini telah berkembang menjadi lebih kompleks dan beragam. Oleh karena itu, DLP dapat membantu mengurangi risiko serangan siber dengan menangani ancaman yang terdeteksi dengan cepat, efisien, dan efektif.

Tingkatkan Keamanan Data Perusahaan Anda dengan Data Loss Prevention dari Aplikas Servis Pesona

Perusahaan kini harus bisa menghadapi tantangan keamanan data yang semakin kompleks. Oleh karena itu, Aplikas Servis Pesona hadir sebagai mitra terpercaya untuk menyediakan solusi data loss prevention yang terbaik.

Sebagai perusahaan yang berfokus pada bidang keamanan IT, Aplikas Servis Pesona menawarkan teknologi terdepan untuk mencegah kebocoran data sekaligus menyediakan pendekatan terstruktur yang sesuai dengan kebutuhan bisnis.

Hubungi marketing@phintraco.com untuk informasi lebih lanjut tentang data loss prevention dari Aplikas Servis Pesona!

Editor: Cardila Ladini

Continue Reading  
Multi-Factor Authentication: Sistem Berlapis untuk Keamanan Akses 14 April 2024 Blog

Multi-Factor Authentication: Sistem Berlapis untuk Keamanan Akses

Keamanan akses untuk akun dan sistem dalam sebuah jaringan adalah aspek penting yang harus dijaga oleh perusahaan. Perkembangan teknologi kini membuat para pelaku serangan siber terus memiliki cara baru untuk mengakses dan mengeksploitasi informasi penting. Aksi serangan siber ini dapat dicegah dengan meningkatkan keamanan sistem, salah satunya dengan menggunakan multi-factor authentication atau MFA.

Multi-factor authentication adalah salah satu tips menghindari serangan siber yang dapat diimplementasikan perusahaan. Lalu apa yang dimaksud dengan multi-factor authentication? Apa perbedaannya dengan 2FA? Bagaimana cara kerja multi-factor authentication tools? Serta apa saja manfaatnya untuk bisnis? Temukan jawaban selengkapnya di artikel berikut ini!

Apa itu Multi-Factor Authentication (MFA)?

Multi-factor authentication atau MFA merupakan sebuah metode keamanan yang mengharuskan pengguna melakukan lebih dari satu bentuk identifikasi atau verifikasi saat log in. Sesuai dengan namanya, MFA memiliki lebih dari satu faktor otentikasi untuk mengidentifikasi dan verifikasi pengguna sebelum bisa mengakses akun atau sistem.

Pada dasarnya, metode keamanan ini menggabungkan beberapa faktor keamanan yang berbeda. Hal tersebut bertujuan agar jika salah satu faktor terkompromi atau berhasil ditembus, akses akun atau sistem masih tetap terlindungi oleh faktor-faktor lainnya.

Jika seseorang berhasil menebak dan mencuri kata sandi milik pengguna, mereka masih harus dihadapkan dengan langkah-langkah verifikasi tambahan yang sulit untuk dilewati. Oleh karena itu, MFA membuat pelaku serangan siber kesulitan untuk mendapatkan akses tidak sah ke perangkat, akun, atau data pengguna. 

Apa Perbedaan antara MFA dan 2FA?

Multi-factor authentication (MFA) dan two-factor authentication (2FA) adalah dua istilah yang sering digunakan secara bergantian, namun keduanya memiliki beberapa perbedaan mendasar yang penting. 

Perbedaan mendasar di antara keduanya adalah dalam jumlah faktor keamanan yang digunakan untuk autentikasi. MFA membutuhkan minimal dua faktor keamanan yang berbeda berupa kata sandi, token, atau metode autentikasi lainnya.

Sementara itu, two-factor authentication adalah bagian dari MFA yang secara khusus memerlukan dua jenis faktor keamanan untuk proses autentikasi. Dalam 2FA, umumnya terdapat dua jenis autentikasi, contohnya kombinasi kata sandi dan kode verifikasi satu kali atau kode OTP yang dikirim melalui SMS atau aplikasi autentikasi.

Kesimpulannya, 2FA merupakan bagian dari MFA yang kurang kompleks karena melibatkan lebih sedikit faktor keamanan. Baik MFA maupun 2FA adalah metode yang penting dalam meningkatkan keamanan akses digital. Keduanya diperlukan dan bertujuan untuk melindungi akun dan data pengguna dari akses yang tidak sah.

Bagaimana Cara Kerja Multi-Factor Authentication?

MFA menggunakan berbagai faktor keamanan dan teknologi untuk bisa memverifikasi dan memvalidasi identitas pengguna yang mencoba untuk masuk ke akun. Tidak seperti single-factor authentication, MFA mewajibkan pengguna untuk memverifikasi identitas dari setidaknya dua atau lebih faktor keamanan yang berbeda.

Secara umum, faktor-faktor keamanan MFA bisa dikategorikan menjadi 3, yaitu sesuatu yang Anda ketahui (knowledge), sesuatu yang Anda miliki (possession), dan sesuatu tentang diri Anda (inherence). Berikut adalah masing-masing penjelasannya:

Knowledge

Knowledge merupakan faktor yang berkaitan dengan sesuatu yang pengguna ketahui. Hal tersebut meliputi password, PIN, passphrase, hingga pertanyaan-pertanyaan lain yang jawabannya hanya diketahui oleh pemilik akun. 

Pengguna atau end user harus memasukkan informasi atau jawaban yang sesuai sebagai bagian dari proses autentikasi. Salah satu contoh paling umum dari faktor knowledge adalah penggunaan password atau kata sandi.

Possession

Faktor keamanan ini merupakan faktor yang melibatkan objek fisik yang dimiliki oleh pengguna sebagai alat autentikasi. Objek fisik yang digunakan dapat meliputi token keamanan, kartu pintar (smart card), atau perangkat seluler yang dapat menghasilkan kode verifikasi satu kali.

Pengguna harus memiliki akses fisik terhadap objek tersebut untuk menyelesaikan proses autentikasi. Misalnya, pengguna akan diminta memasukkan kode yang dikirimkan ke perangkat seluler yang hanya dimiliki oleh pengguna tersebut.

Inherence

Inherence merupakan faktor keamanan yang melibatkan karakteristik fisik atau biometrik dari pengguna yang sulit ditiru atau direplikasi. Karakteristik fisik dan biometrik dapat meliputi sidik jari, scan retina, pengenalan wajah (facial recognition), pengenalan suara (speech recognition) hingga perilaku.

Teknologi biometrik tersebut berfungsi untuk memverifikasi identitas pengguna berdasarkan ciri fisik. Pengguna akan diminta untuk melakukan autentikasi dengan fitur biometrik tersebut.

Apa Saja Jenis dari Multi-Factor Authentication?

Teknologi MFA memiliki beberapa jenis yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan keamanan dan preferensi perusahaan atau layanan yang digunakan. Perusahaan juga dapat mengkombinasikan beberapa teknologi MFA untuk keamanan akses mereka. Berikut adalah jenis-jenis MFA:

Autentikasi Software

Proses autentikasi melalui software adalah salah satu jenis MFA yang digunakan untuk memvalidasi identitas pengguna. Pengguna biasanya akan diminta untuk memasukkan kombinasi password atau kode verifikasi yang dihasilkan oleh software autentikasi keamanan. Aplikasi autentikasi tersebut dapat dipasang pada ponsel atau komputer pengguna.

Autentikasi Seluler

Salah satu pilihan populer dalam jenis MFA adalah autentikasi seluler. Dalam autentikasi seluler, pengguna akan menerima kode verifikasi melalui pesan teks, soft token atau aplikasi seluler. Kode verifikasi biasanya akan diterima setelah memasukkan password.

Autentikasi Hardware

Autentikasi hardware adalah jenis MFA yang menggunakan perangkat fisik sebagai faktor autentikasi tambahannya. Hardware tersebut dapat berbentuk token atau kunci keamanan lainnya. Pengguna harus memasukkan kode verifikasi yang dihasilkan oleh hardware ke dalam sistem autentikasi.

Push Notification

Push notification kini menjadi metode autentikasi yang umum digunakan. Metode ini memungkinkan pengguna untuk menerima notifikasi pada perangkat seluler mereka ketika mencoba untuk masuk ke akun. Pengguna kemudian dapat menyetujui atau menolak akses melalui notifikasi tersebut. Dalam metode ini, pengguna tidak perlu memasukkan kode verifikasi secara manual, sehingga prose autentikasi menjadi lebih cepat dan mudah.

Apa Saja Manfaat Multi-Factor Authentication untuk Bisnis?

Metode keamanan MFA merupakan solusi efektif untuk diimplementasikan guna melawan serangan siber canggih. Oleh karena itu, MFA juga memiliki manfaat-manfaat utama untuk bisnis, yaitu:

Meningkatkan Keamanan Akses

Manfaat utama dari MFA tentu saja adalah meningkatkan keamanan sistem dari akses-akses yang tidak sah atau serangan siber. Proses autentikasi yang diterapkan dalam MFA memiliki lebih dari satu faktor sehingga lebih kuat dibanding metode tunggal.

Meningkatkan Kepatuhan Regulasi

Selain peningkatan keamanan, MFA juga dapat membantu perusahaan meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi yang ada. Regulasi-regulasi terkait perlindungan data dan privasi pelanggan merupakan sesuatu yang wajib dipatuhi oleh perusahaan.

Meningkatkan Pengalaman Pengguna

Perusahaan yang berhasil mengimplementasikan MFA untuk menjaga keamanan aksesnya akan meningkatkan pengalaman pengguna dalam menggunakan sistem atau layanan. Meskipun MFA menambahkan langkah-langkah verifikasi, implementasi yang baik tidak akan sampai mengganggu pengalaman pengguna.

Jaga Keamanan Akses Bisnis dengan Solusi Multi-Factor Authentication dari Phintraco Technology

MFA bukan hanya sekadar lapisan tambahan pada pertahanan keamanan siber dan proses autentikasi, tetapi juga sebagai pengaman dari risiko serangan siber. Perusahaan dapat memastikan akun pengguna dan akses untuk informasi sensitif terjaga dengan aman.

Phintraco Technology, selaku anak perusahaan dari Phintraco Group, dapat membantu perusahaan Anda untuk meningkatkan keamanan akses dengan solusi multi-factor authentication terbaik. Sebagai penyedia layanan solusi infrastruktur IT, Phintraco Technology dapat menjadi pilihan Anda untuk mengimplementasikan solusi IT terbaik.

Hubungi marketing@phintraco.com untuk informasi selengkapnya tentang multi-factor authentication dari Phintraco Technology!

Editor: Cardila Ladini

Continue Reading  
Serangan Siber: Ancaman Digital yang Harus Dihindari Perusahaan 06 April 2024 Blog

Serangan Siber: Ancaman Digital yang Harus Dihindari Perusahaan

Isu keamanan di sektor digital kini menjadi prioritas bagi seluruh masyarakat, khususnya dalam sektor bisnis. Pemerintah Indonesia melalui Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) telah menyusun Strategi Keamanan Siber Indonesia. Strategi ini merupakan acuan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk mengembangkan kebijakan untuk menangani serangan siber di Indonesia.

Perusahaan-perusahaan yang bergerak dengan memanfaatkan teknologi digital perlu melindungi aset mereka dari cyber attack atau serangan siber. Ancaman tersebut tidak hanya dapat merusak reputasi tetapi juga dapat mengancam keberlanjutan operasional. Lalu apa itu serangan siber? Apa saja jenis-jenis serangannya? Apa saja dampak buruk serta contoh mitigasinya? Temukan jawaban selengkapnya di artikel berikut ini!

Apa yang Dimaksud dengan Serangan Siber?

Serangan siber adalah segala upaya yang dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk mengakses, merusak, atau menghancurkan sistem komputer atau jaringan dengan menggunakan teknologi digital. Serangan ini dapat terjadi karena berbagai tujuan seperti pencurian data pribadi dan penghancuran infrastruktur kritis.

Cyber attack dalam konteks bisnis dapat mengganggu dan mengancam keberlangsungan operasional perusahaan. Umumnya pelaku melancarkan serangan dengan melakukan peretasan (hacking) dan mencoba menembus sistem keamanan untuk mendapatkan akses yang tidak sah.

Pelaku cyber attack memiliki berbagai metode dan teknik dalam melancarkan serangan pada sebuah sistem atau jaringan seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi informasi.

Apa Saja Jenis Serangan Siber di Era Digital?

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, pelaku cyber attack memiliki berbagai metode dan teknik untuk merusak sebuah sistem atau jaringan. Berikut ini adalah beberapa jenis cyber attack yang umum terjadi di era digital:

Malware

Malware atau malicious software adalah jenis cyber attack yang paling umum ditemukan. Jenis cyber attack ini mencakup berbagai program seperti virus, trojan, dan worm. 

Cyber attack ini dapat merusak sistem, mencuri informasi, atau memberikan akses tidak sah ke dalam jaringan. Malware dapat disebarkan melalui tautan atau lampiran dalam email, situs web palsu, hingga aplikasi yang tidak aman.

Ransomware

Serangan siber ransomware adalah serangan dari peretas yang mengenkripsi data pada sebuah sistem lalu meminta tebusan agar pemiliknya dapat mengakses data tersebut kembali.

Ransomware dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi perusahaan, terutama jika data yang terkena dampak adalah data yang sangat penting atau sensitif. Pelaku umumnya akan meminta bayaran atau penebusan dalam bentuk mata uang kripto untuk menyulitkan pelacakan transaksi.

DDoS Attack

DDoS atau distributed denial-of-service adalah jenis serangan yang bertujuan untuk membuat suatu situs web dan layanan menjadi tidak tersedia untuk pengguna. Hal tersebut dilakukan dengan cara membanjiri server dengan lalu lintas internet yang sangat tinggi.

Beban terhadap server yang berlebihan ini akan membuat pengguna tidak dapat mengakses layanan. Pelaku serangan ini umumnya menggunakan jaringan komputer yang terinfeksi (botnet) untuk melancarkan serangan.

Phishing

Phishing merupakan upaya yang dilakukan peretas untuk memperoleh data pribadi seperti password atau rincian keuangan. Hal tersebut dilakukan dengan menyamar sebagai entitas terpercaya.

Pelaku menargetkan korban-korban yang tidak curiga sehingga memberikan informasi pribadi mereka tanpa sadar mereka sedang ditipu. Hal seperti ini dapat dicegah dengan mengedukasi pengguna terkait phishing serta implementasi autentikasi dua faktor.

Social Engineering

Social engineering merupakan metode yang dilakukan oleh pelaku cyber attack untuk memanipulasi psikologis pengguna untuk mendapatkan akses tanpa izin atau informasi rahasia lainnya.

Para pelaku social engineering kerap menggunakan trik psikologis untuk melancarkan penipuan atau pemerasan terhadap korban. Beberapa cara yang kerap digunakan adalah dengan berpura-pura menjadi pihak berwenang, memanfaatkan emosi, dan menciptakan rasa urgensi.

Apa Saja Dampak Buruk dari Serangan Siber?

Cyber attack memiliki dampak buruk yang besar bagi perusahaan dalam berbagai sektor. Berikut adalah beberapa dampak buruk utama dari cyber attack bagi perusahaan:

Kerugian Finansial

Serangan-serangan seperti ransomware yang menuntut biaya tebusan kepada perusahaan tentu dapat berdampak buruk bagi finansial perusahaan. Kehilangan data dan akses ilegal juga dapat merugikan perusahaan secara finansial.

Hambatan Operasional

Cyber attack yang berhasil menyerang sistem dan jaringan tentu dapat mengganggu dan menghambat kegiatan operasional bisnis perusahaan. Hal ini juga dapat menyebabkan turunnya produktivitas dan efisiensi operasional.

Masalah Hukum dan Regulasi

Perusahaan korban dari cyber attack dapat menghadapi tuntutan hukum dari pelanggan yang terdampak atau regulator yang telah menetapkan regulasi perlindungan data. Regulator dapat memberikan sanksi atas kegagalan perusahaan dalam mematuhi regulasi.

Kerusakan Reputasi

Serangan-serangan siber yang terjadi pada perusahaan bisa merusak reputasi perusahaan di mata pelanggan dan mitra bisnis lainnya. Perusahaan akan kehilangan kepercayaan dari konsumen tentang keamanan data mereka. Kerusakan reputasi dapat menyebabkan turunnya penjualan, hilangnya pelanggan, dan kerugian jangka panjang lainnya.

Apa Saja Contoh Mitigasi Serangan Siber?

Perusahaan dapat mengatasi dan mencegah cyber attack dengan melakukan langkah-langkah mitigasi sebagai berikut:

Tingkatkan Kesadaran Keamanan Siber

Langkah mitigasi pertama yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan kesadaran karyawan terhadap cyber security. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan dan edukasi rutin tentang praktik keamanan siber yang baik.

Backup Data Secara Konsisten

Lakukan backup data-data penting secara berkala ke media penyimpanan yang aman dan terenkripsi. Selain itu, pastikan perusahaan memiliki sistem pemulihan cepat jika terjadi cyber attack.

Perbarui Sistem dan Aplikasi Secara Berkala

Sistem dan aplikasi yang digunakan oleh perusahaan perlu diperbarui secara rutin dan berkala untuk mencegah celah-celah keamanan dimanfaatkan oleh pelaku cyber attack.

Lakukan Uji Keamanan

Perusahaan juga dapat melakukan langkah pencegahan atau deteksi dini dengan melakukan uji keamanan sistem jaringan atau aplikasi oleh pihak ketiga. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi celah dan kerentanan keamanan.

Implementasi Autentikasi Multi-Faktor

Implementasi sistem keamanan seperti autentikasi multi-faktor terhadap semua akun dapat meningkatkan keamanan sistem dari percobaan cyber attack.

Atasi Ancaman Serangan Siber dengan Solusi Keamanan dari Aplikas Servis Pesona

Agar bisa mengatasi berbagai ancaman siber, perusahaan perlu memperkuat pertahanan dan keamanan sistem teknologi mereka. Selain itu perusahaan juga perlu memilih solusi keamanan yang sesuai dengan kebutuhan bisnis.

Aplikas Servis Pesona merupakan perusahaan penyedia berbagai solusi keamanan siber yang komprehensif mulai dari solusi keamanan jaringan, data, endpoint, aplikasi, serta security tools lainnya. Aplikas Servis Pesona dapat membantu perusahaan Anda untuk menghadapi ancaman serangan siber.

Hubungi marketing@phintraco.com untuk informasi selengkapnya tentang solusi keamanan dari Aplikas Servis Pesona!

Editor: Cardila Ladini

Continue Reading