
Mobile Friendly: UI Website yang Ramah Pengguna Mobile
Perilaku pengguna internet dan teknologi digital terus berkembang dan berubah selama beberapa tahun terakhir. Sekarang mayoritas orang mengakses informasi, berbelanja, dan menjalankan aktivitas digital mereka melalui perangkat smartphone. Berdasarkan data dari StatCounter, pada akhir tahun 2024 sekitar 62.54% website traffic global berasal dari perangkat mobile. Oleh karena itu, membuat website di zaman sekarang harus mempertimbangkan aspek mobile friendly agar mampu lebih diterima oleh pengguna.
Jika sebuah website sulit digunakan di perangkat mobile, maka sebagian besar pengguna akan cepat meninggalkannya. Masalah-masalah seperti teks yang terlalu kecil, tombol sulit disentuh, hingga waktu loading yang lambat merupakan masalah yang kerap dijumpai di website yang kurang mobile friendly. Oleh karena itu, perusahaan perlu memahami apa itu mobile friendliness, mulai dari definisinya, mengapa konsep ini penting, apa saja kriterianya dalam web design, bagaimana cara memeriksanya, serta bagaimana cara membuatnya. Simak artikel berikut ini untuk menemukan jawaban selengkapnya!
Apa yang Dimaksud dengan Mobile Friendly?
Mobile friendly adalah konsep yang merujuk pada desain dan fungsionalitas sebuah website yang mampu tampil dengan baik dan mudah digunakan di perangkat mobile seperti smartphone dan tablet. Hal ini berarti pengguna dapat membaca teks dengan jelas, menavigasi halaman tanpa perlu zoom in/out, serta berinteraksi dengan berbagai tombol atau link dengan mudah lewat layar sentuh.
Website yang dirancang ramah mobile akan secara otomatis menyesuaikan layout, ukuran elemen, dan konten dengan ukuran layar perangkat. Selain itu, jaringan seluler yang mungkin memiliki bandwidth terbatas juga mewajibkan situs untuk memiliki waktu loading yang lebih cepat.
Oleh karena itu, mobile friendliness tidak hanya terkait dengan aspek desain visual, tetapi juga struktur teknis serta pengalaman pengguna (user experience) secara menyeluruh.
Mengapa Mobile Friendly Website itu Penting?
Terdapat beberapa faktor pendukung dan alasan mengapa mobile friendliness pada website kini menjadi sangat penting. Berikut ini adalah beberapa alasan tersebut:
Jumlah Pengguna Mobile
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, data statistik menunjukkan bahwa pengguna lebih sering mengakses internet dari perangkat mobile dibandingkan desktop. Oleh karena itu website yang tidak ramah perangkat mobile dapat berisiko kehilangan pengunjung.
Pengaruh Terhadap SEO
Dalam Search Engine Optimization (SEO), Google menerapkan mobile-first indexing yang artinya mesin pencari akan menilai versi mobile dari sebuah website sebagai dasar utama untuk menentukan peringkat di hasil pencarian.
Meningkatkan User Experience & Engagement
Pengunjung akan bertahan lebih lama ketika mengakses website yang mudah dinavigasi di layar kecil. Mereka akan menjelajah lebih banyak halaman dan berpotensi melakukan tindakan seperti mengisi form atau melakukan pembelian.
Mendukung Strategi Multichannel
Dalam ekosistem digital modern, pengguna bisa datang dari berbagai jalur seperti email, media sosial, atau iklan online, yang mana semuanya diakses via perangkat mobile.
Meningkatkan Tingkat Konversi
Pengaruh mobile friendly terhadap konversi sangat signifikan. Studi dari Forrester Research menunjukkan bahwa user experience mobile yang baik berkorelasi positif dengan peningkatan penjualan, lead, atau pendaftaran di situs.
Apa Saja Kriteria Mobile Friendly Web Design?
Untuk sebuah website bisa dikatakan ramah mobile, berikut adalah kriteria utama yang perlu dipenuhi:
Responsif
Kriteria utama yang umum dari website yang mobile-friendly adalah responsivitas layout yang menyesuaikan berbagai ukuran layar tanpa kehilangan proporsi elemen penting.
Teks Mudah Dibaca
Ukuran teks atau font ideal umumnya di atas 16px dan kontras warna harus cukup untuk accessibility atau keterbacaan.
Navigasi Intuitif
Menu dan elemen harus mudah diakses, tombol tidak terlalu kecil, atau link tidak terlalu berdekatan.
Waktu Loading Cepat
Waktu loading cepat dapat dicapai dengan mengkompresi gambar, penggunaan skrip yang efisien, dan cache browser aktif.
Touch-Friendly
Tombol-tombol harus cukup besar dan ditempatkan dalam jangkauan ibu jari saat memegang perangkat mobile.
Tanpa Flash
Website harus menggunakan HTML5 karena Flash sudah tidak didukung oleh perangkat mobile modern.
CTA yang Jelas
CTA harus jelas, tidak tertutup elemen lain, dan dapat diklik dengan mudah.
Bagaimana Cara Cek Mobile Friendly?
Terdapat beberapa cara dan alat yang dapat digunakan untuk menguji website apakah sudah mobile-friendly atau belum. Di antaranya adalah:
Google Mobile-Friendly Test
Tool dari Google ini dapat menganalisis URL dan melaporkan secara detail untuk perbaikan.
Google Search Console – Mobile Usability
GSC dapat melaporkan masalah umum terkait dengan usability di perangkat mobile.
Chrome DevTools
Alat ini dapat mensimulasikan berbagai ukuran perangkat mobile langsung di browser desktop.
Tools Lainnya
Tools lainnya yang dapat digunakan untuk mengevaluasi performa dan kecepatan loading versi mobile antara lain adalah GTmetrix, Pingdom, dan BrowserStack SpeedLab.
Bagaimana Cara Membuat Website Mobile Friendly?
Berikut ini adalah langkah untuk membuat website yang ramah mobile:
Gunakan Framework Responsif
Pilih framework dengan sistem grid dan komponen siap pakai untuk penggunaan adaptif.
Terapkan Prinsip Mobile-First Design
Rancang situs dari tampilan kecil ke besar, memastikan semua fungsi bisa diakses dari layar kecil.
Optimalkan Kecepatan Loading
Kompresi gambar, hindari penggunaan video langsung, minimalkan skrip berat dan plugin yang tidak perlu.
Gunakan HTML5
HTML5 lebih ringan, mendukung multimedia, dan kompatibel dengan semua browser mobile.
Perhatikan Penempatan dan Ukuran Tombol
Pastikan semua tombol sesuai ukurannya, memiliki jarak cukup, dan tidak tertutup elemen lain.
Batasi Pop-Up
Hindari dan batasi penggunaan pop-up. Jika perlu, pastikan mudah ditutup.
Gunakan Font yang Jelas
Pilih font yang mudah dibaca dengan ukuran minimal 16px.
Sediakan White Space
White space yang cukup dengan desain minimalis dapat meningkatkan kenyamanan membaca dan fokus pengguna.
Percayakan Mobile Friendly UI UX untuk Website Anda pada PhinCon!
Untuk bisa meningkatkan mobile-friendliness dalam website, perlu pemahaman mendalam tentang perilaku pengguna mobile, prinsip desain responsif, serta teknologi yang optimal dari tim ahli UI/UX. Oleh karena itu, percayakan pengembangan website Anda pada layanan UI/UX Development dari PhinCon!
Layanan UI/UX dari PhinCon bersifat end-to-end sehingga website Anda tidak hanya terlihat menarik secara visual, tetapi juga fungsional dan responsif. UI/UX PhinCon meliputi riset perilaku pengguna, pembuatan prototipe dan wireframe, uji coba dengan target user, serta implementasi dan evaluasi berkelanjutan.
Untuk informasi selengkapnya, hubungi marketing@phintraco.com sekarang!
Editor: Irnadia Fardila

Internet of Things: Business Implications and Opportunities
In today’s digital era, physical and virtual worlds are more intertwined than ever before. One of the major forces behind this transformation is the Internet of Things (IoT). From wearable health trackers to bright traffic lights that optimize urban transportation, the IoT is changing the way we live, work, and interact with technology.
From a business perspective, however, the Internet of Things industry is emerging as a critical driver of business transformation. It’s no longer just a futuristic concept but a practical, high-impact solution that is being adopted across industries. Especially for multi-national companies that manage a global supply chain and establish new branches across continents, recognizing the value of the IoT is essential for staying ahead of the curve. In this article, we will discuss the Internet of Things (IoT) in detail. We will cover topics such as what Internet of Things devices are, why they are important, how the Internet of Things works, and what examples exist. We will also explore the business implications and opportunities of the IoT.
What is the Internet of Things?
The Internet of Things (IoT) is a system of physical objects, or “things”, that are embedded with sensors, software, and other technologies that allow them to connect and exchange data with other devices and systems over the internet. These devices range from simple household gadgets to complex industrial equipment.
The Internet of Things enables devices to collect data, communicate with each other, and autonomously make decisions or trigger actions. The term first gained traction in the early 2000s, but its roots go back to the use of RFID tags for inventory tracking. It’s also an early example of the Internet of Things in manufacturing. Since then, the IoT has rapidly evolved, powered by advancements in cloud computing, edge computing, and AI.
Why Internet of Things is So Important?
As evidenced by its ability to provide businesses and customers with real-time actionable insight, the importance of the IoT is clear. Here are some of its important functions and roles:
Real-Time Data
IoT enables devices to send and receive data continuously, allowing organizations to respond instantly to operational changes or issues.
Predictive Maintenance
In manufacturing, IoT sensors can monitor machinery and detect anomalies before a failure occurs, saving time and maintenance costs.
Operational Efficiency
Automating routine processes such as inventory tracking, energy usage, and environmental control increases productivity.
Enhanced Customer Experience
Retailers can use IoT devices to personalize in-store experiences, monitor foot traffic, and automate checkout processes.
Sustainability Impact
Smart energy grids, smart agriculture, and water quality monitoring can contribute to more sustainable business operations.
How Does the Internet of Things Work?
IoT systems function through a layered method. Here’s how they usually work:
Devices and Sensors
These devices and sensors collect data from the environment or users. Such devices could include a temperature sensor in a warehouse or a GPS device in a delivery vehicle.
Connectivity
Depending on the use case, the data is transmitted through various communication protocols, including Wi-Fi, Bluetooth, cellular, or LPWAN (Low Power Wide Area Network).
Data Processing
Once the data reaches a server or cloud platform, it is analyzed using software algorithms or machine learning models.
User Interface
Finally, the insights are presented through dashboards or mobile apps. This allows human users to make decisions or monitor processes.
Many businesses also incorporate edge computing into their IoT architecture. This enables data to be processed closer to where it is generated, thereby improving response times and reducing network load. However, this interconnectivity can introduce security risks, so encryption, authentication, and regular patching are needed.
What are the Internet of Things Examples?
There are many applications of the IoT span sectors and geographies. Here are some of the examples:
Consumer Applications
Consumer applications include smart home systems (lights, thermostats, security cameras), wearable fitness trackers, and smart appliances (such as a smart fridge).
Industrial & Enterprise
Industrial & enterprise use cases include predictive maintenance for manufacturing equipment, inventory and warehouse management, and fleet tracking systems.
Smart Infrastructure & Public Services
This includes traffic management systems, smart waste bins, and air & water quality sensors deployed in cities.
What are the Internet of Things Business Implications and Opportunities?
The business implications for the IoT are not hypothetical. It has real, measurable impacts, such as:
Operational Excellence
Real-time monitoring enables businesses to improve efficiency, reduce downtime, and cut costs significantly.
New Business Models
Companies can use new business models or entirely new services powered by sensor data.
Better Risk Management
IoT systems can detect unsafe conditions and automatically shut down operations to minimize risks.
Customer-Centric Services
Personalized and data-driven experiences can lead to higher customer satisfaction and retention rates.
Scalability & Global Control
Multinational companies can manage distributed operations, from warehouses to retail outlets, with insight.
Optimize Your Business with IT Outsourcing from PhinCon!
As the adoption of the Internet of Things (IoT) accelerates, businesses need reliable IT professionals to design, integrate, and maintain these complex systems. For international companies expanding their operations in Indonesia, PhinCon offers a strategic solution in our IT outsourcing services.
PhinCon can provide top-tier technology professionals who are trained, certified, and ready to contribute immediately. Available roles include:
- Android Developer
- iOS Developer
- Fullstack Developer
- Golang Developer
- Mobile Developer
- Quality Assurance
- DevOps
- Business Analyst
- Solution Architect
- L2 Operation Support
- etc.
With PhinCon, you can gain access to a flexible outsourcing model tailored to your company’s needs. Streamline your expansion in Indonesia and support your IoT strategy with PhinCon’s expert IT outsourcing now!
Contact us at marketing@phintraco.com for more information.
Editor: Irnadia Fardila

User Persona: Karakter untuk Pengembangan UI/UX
Dalam dunia desain produk digital, antaramuka (interface) yang menarik juga harus memberikan efektivitas. Pembuat website atau aplikasi harus benar-benar memahami secara mendalam siapa pengguna yang akan mengakses produk tersebut. Tidak hanya soal tampilan visualnya, tetapi juga bagaimana pengguna berpikir, apa tujuan mereka, apa kebutuhannya, dan bahkan masalah yang biasanya dihadapi. Hal inilah yang membuat konsep user persona menjadi bagian penting dari strategi desain UI/UX modern.
Persona pengguna merupakan representasi nyata dari pengguna berdasarkan riset mendalam yang telah dilakukan. Dengan bantuan persona, tim produk dan desain dapat memahami dan membangun empati terhadap pengguna, merancang fitur yang benar-benar dibutuhkan, dan menciptakan pengalaman pelanggan yang relevan dan berkesan. Artikel ini akan membahas konsep persona secara komprehensif, mulai dari definisinya, jenis-jenisnya, bagaimana cara membuatnya, serta apa saja manfaatnya dalam proses UI/UX. Simak artikel berikut ini untuk mengetahui informasi selengkapnya!
Apa itu User Persona dalam UI/UX?
User persona adalah profil semi-fiktif yang berfungsi untuk menggambarkan karakteristik, tujuan, kebutuhan, serta perilaku dari segmen pengguna target suatu produk digital. Sebuah persona umumnya meliputi elemen-elemen seperti nama, umur, pekerjaan, latar belakang, masalah yang dihadapi, dan harapan pengguna terhadap produk digital tersebut.
Persona diciptakan berdasarkan data nyata yang dikumpulkan melalui riset pengguna. Riset tersebut didapatkan dari wawancara, survei, atau analisis perilaku. Tujuan utamanya adalah sebagai alat bantu visual dan naratif untuk tim desain UI/UX agar bisa lebih memahami siapa pengguna yang akan mereka layani.
Dalam kontek UI/UX, persona juga digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan desain, mulai dari tata letak (layout), alur navigasi, copywriting, hingga fitur-fitur yang ditawarkan. Konsep persona ini merupakan jembatan antara data pengguna dan keputusan desain agar bisa berorientasi pada pengalaman nyata.
Apa Saja Tipe User Persona?
Terdapat beberapa jenis persona yang memiliki struktur berbeda. Struktur tersebut dibedakan berdasarkan tujuan dan kedalaman riset. Berikut ini adalah jenis-jenis persona yang biasa digunakan dalam praktik UI/UX:
Proto Persona
Proto Persona adalah persona awal yang dibuat berdasarkan asumsi internal dari tim proyek atau pemangku kepentingan. Biasanya jenis ini digunakan di fase awal ketika riset pengguna belum dilakukan atau tersedia. Jenis ini lebih cepat dibuat namun memiliki risiko bias yang tinggi.
Goal-Directed Persona
Persona jenis ini lebih fokus pada tujuan spesifik pengguna saat menggunakan produk digital. Contohnya, pengguna aplikasi manajemen keuangan akan bertujuan untuk memantau pengeluaran bulanan secara otomatis. Jenis seperti ini penting untuk menyelaraskan fitur dengan kebutuhan aktual pengguna.
Role-Based Persona
Role-Based Persona dirancang berdasarkan peran pengguna dalam sebuah sistem, misalnya “admin”, “staff”, atau “end user“. Persona ini digunakan untuk produk yang memiliki level akses berbeda-beda, misalnya software ERP atau platform pembelajaran daring.
Engaged Persona
Engaged Persona Dibuat berdasarkan data pengguna yang sudah berinteraksi secara aktif dengan produk. Data didapatkan dari wawancara, survei mendalam, atau data analitik. Persona ini dapat dikatakan paling akurat dan biasa digunakan untuk produk yang sudah berjalan.
Hybrid Persona
Sesuai namanya, Hybrid Persona merupakan gabungan berbagai elemen dari tipe-tipe sebelumnya, sesuai dengan kompleksitas proyek dan variasi audiensnya.
Bagaimana Cara Membuat User Persona?
Untuk bisa membuat user persona, diperlukan langkah yang terstruktur dan iteratif dalam proses UI//UX. Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatannya:
Discover (Riset Pengguna)
Langkah pertama yang harus dilakukan tentunya adalah melakukan riset pengguna. Riset ini dapat dilakukan dari wawancara, survei, user journey mapping, dan data analitik. Hal ini bertujuan untuk memahami perilaku, permasalahan, serta kebutuhan pengguna.
Analyze (Pengelompokkan Data)
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah analisis untuk menentukan pola berdasarkan data. Contohnya, jika mayoritas pengguna berasal dari generasi Z dan dominan menggunakan smartphone, maka persona akan diarahkan pada konsep mobile-first design.
Membuat Persona Profile
Data yang terkelompok kemudian digunakan untuk menyusun persona yang berisi informasi berikut:
- Nama fiktif dan foto representatif
- Usia, pekerjaan, latar belakang
- Tujuan penggunaan produk
- Tantangan yang dihadapi
- Perilaku digital
- Motivasi dan kutipan khas
Prototype & Testing
Persona yang sudah dibuat kemudian akan digunakan untuk menyusun skenario product testing. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah fitur yang ada sudah menjawab kebutuhan persona. Feedback dari tahap ini akan digunakan untuk memperbarui persona jika diperlukan.
Implement & Evaluate
Setelah itu, persona akan digunakan secara konsisten dalam implementasi proses desain dan evaluasi UX pasca-peluncuran.
Apa Saja Manfaat Penggunaan User Persona dalam UI/UX?
Implementasi user persona dalam pengembangan UI/UX dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi pengembangan produk digital. Berikut ini adalah manfaat-manfaatnya:
Fokus pada Pengguna yang Tepat
Persona dapat membantu tim desain untuk tidak terjebak pada generalisasi pengguna. Mereka bisa tahu dengan pasti pengguna seperti apa yang akan mereka layani.
Menghindari Bias dalam Desain
Desain harus dibuat berdasarkan kebutuhan yang nyata. Oleh karena itu, persona mencegah adanya bias dan asumsi dalam menentukan kebutuhan pengguna.
Meningkatkan Efektivitas Tim
Dengan adanya set persona yang jelas, semua pihak termasuk stakeholder dapat memahami siapa penggunanya, sehingga pengambilan keputusan lebih cepat dan konsisten.
Menyesuaikan Konten dan UI
Tim desain juga dapat menggunakan persona sebagai patokan untuk menentukan tone of voice, pilihan warna, hingga gaya navigasi.
Meningkatkan Retensi dan Loyalitas Pengguna
Produk yang dibuat berdasarkan persona dapat membuat pengguna lebih merasa dimengerti dan sering menggunakan produk digital tersebut.
Percayakan UI/UX Website Anda kepada PhinCon!
Merancang produk digital yang tepat sasaran memerlukan data yang akurat dan bukan hanya sekadar asumsi. Riset, strategi, dan pemahaman mendalam sangat diperlukan. Oleh karena itu, percayakan pengembangan UI/UX Anda pada PhinCon!
PhinCon memiliki solusi UI/UX yang fokus pada pengguna sejak tahap awal berdasarkan pada persona yang solid dan terverifikasi. Hal ini memastikan desain yang menarik secara visual dan efektif secara fungsi.
Untuk informasi selengkapnya, hubungi marketing@phintraco.com sekarang!
Editor: Irnadia Fardila
Categories
Trending News


