Blog

Serverless Architecture: Skalabilitas dalam Pengembangan Aplikasi

24 May 2025 Muhammad Iqbal Iskandar Blog

Perkembangan era digital yang semakin cepat kini mendorong setiap perusahaan untuk mencari cara membangun dan menjalankan aplikasi dengan lebih efisien dan dapat diskalakan. Tantangan utama dalam membangun aplikasi seperti ini adalah pengelolaan infrastruktur IT yang kerap memerlukan biaya pengadaan yang tinggi dan pemeliharaan server fisik yang sangat kompleks. Hal ini juga menghambat skalabilitas karena penambahan kapasitas harus dilakukan secara manual. Solusi awal dari hambatan ini adalah teknologi cloud computing yang menawarkan fleksibilitas dan pembayaran sesuai pemakaian. Kini teknologi dan solusi terus berkembang hingga muncul paradigma baru yaitu serverless architecture. 

Arsitektur serverless adalah solusi yang dapat menyederhanakan proses operasional dalam pengembangan aplikasi sekaligus memungkinkan tim developer untuk lebih fokus penuh pada aspek inovasi. Oleh karena itu, pemahaman tentang teknologi ini penting bagi perusahaan yang menginginkan skalabilitas dan fleksibilitas dalam pengembangan aplikasi mereka. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang arsitektur ini, mulai dari definisinya, bagaimana cara kerjanya di lingkungan cloud, perbedaannya dengan konsep microservices, serta manfaat signifikan apa yang diberikan teknologi ini untuk bisnis. Simak artikel berikut ini untuk mengetahui informasi selengkapnya!

Apa yang Dimaksud dengan Serverless Architecture?

Serverless architecture merupakan model eksekusi dalam cloud computing yang membuat penyedia layanan cloud (cloud service provider) bertanggung jawab penuh atas pengelolaan alokasi dan penyediaan server. Dengan kata lain, tim developer tidak perlu lagi memikirkan pengelolaan, konfigurasi, pemeliharaan, dan penskalaan server sama sekali. Fokus utama tim developer bisa berpindah sepenuhnya ke penulisan dan implementasi kode aplikasi yang memberi nilai tambah untuk aplikasi dan bisnis.

Istilah serverless di sini bukan berarti tidak ada server yang terlibat atau digunakan sama sekali dalam prosesnya. Server tetap ada dan dibutuhkan untuk menjalankan kode aplikasi, tetapi dalam arsitektur ini, keberadaan dan manajemen server diabstraksi atau disembunyikan dari pengguna akhir atau developer. Semua kompleksitas infrastrukturnya ditangani oleh penyedia layanan cloud di balik layar.

Serverless Architecture vs Microservices, Apa Perbedaannya?

Istilah serverless dan microservices seringkali digunakan dalam konteks pengembangan aplikasi modern. Hal ini karena keduanya sama-sama mendukung pendekatan modular. Akan tetapi, kedua konsep ini memiliki fokus yang berbeda secara fundamental.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, serverless merupakan model eksekusi dan operasional. Oleh karena itu, arsitektur ini berfokus pada bagaimana kode dijalankan dan siapa yang mengelola infrastruktur pendukungnya. Fokus utama dari serverless adalah abstraksi server dan model eksekusi berbasis event.

Sementara itu, microservices merupakan pendekatan arsitektural untuk membuat aplikasi. Konsep utamanya adalah memecah aplikasi monolitik yang besar menjadi layanan-layanan kecil yang independen. Layanan-layanan ini dapat dikembangkan, di-deploy, dan diskalakan secara terpisah serta masing-masing mewakili fungsi bisnis tertentu.

Pada dasarnya, serverless dan microservices merupakan konsep yang bisa saling melengkapi dan tidak saling eksklusif. Perusahaan dapat membangun arsitektur microservices yang setiap layanannya diimplementasikan sebagai satu atau lebih fungsi serverless.

Bagaimana Cara Kerja Serverless Architecture Cloud?

Arsitektur serverless didasarkan pada model eksekusi berbasis event atau event-based, terutama pada komponen Function-as-a-Service (FaaS). Oleh karena itu, cara kerjanya dapat diuraikan sebagai berikut:

Event Trigger

Pertama-tama, prosesnya dimulai ketika suatu event terjadi. Event di sini dapat berupa permintaan HTTP masuk melalui API Gateway, pengunggahan file baru ke layanan object storage, perubahan data dalam tabel database, pesan baru masuk ke dalam queue, atau jadwal waktu yang telah ditentukan.

Function Execution

Setelah event terdeteksi oleh FaaS, penyedia cloud akan mengidentifikasi kode fungsi yang terasosiasi dengan event tersebut. Sumber daya komputasi yang diperlukan kemudian akan dialokasikan untuk menjalankan kode fungsi tersebut dengan data dari event sebagai input.

Setelah eksekusinya selesai, sumber daya tersebut dapat dinonaktifkan atau digunakan untuk request lain. Jika tidak ada request lain yang masuk, maka platform dapat melakukan scale down hingga nol, sehingga tidak ada sumber daya yang berjalan dan tidak ada biaya.

Interaksi dengan BaaS

Selama proses eksekusi, fungsi FaaS akan berinteraksi dengan layanan lain seperti Backend-as-a-Service (BaaS). Interaksi tersebut antara lain membaca atau menulis data ke database, mengambil data dari API lain, atau menyimpan file. Layanan BaaS sendiri juga dikelola sepenuhnya oleh penyedia cloud, sehingga developer tidak perlu khawatir dengan infrastruktur backend tersebut.

Apa Saja Manfaat Serverless Architecture untuk Perusahaan?

Implementasi arsitektur serverless dapat memberikan banyak keuntungan yang strategis bagi perusahaan dalam pengembangan aplikasi, yaitu:

Efisiensi Biaya

Model pembayaran pay-per-execution atau pay-per-use dapat menghemat biaya secara signifikan bagi perusahaan. Perusahaan hanya perlu membayar untuk komputasi yang benar-benar digunakan saat fungsi berjalan, bahkan hingga tingkat milidetik. Tidak perlu ada biaya untuk server yang idle.

Skalabilitas yang Otomatis

Platform serverless dapat menangani penskalaan kapasitas aplikasi secara otomatis. Ketika ada lonjakan permintaan, platform akan menjalankan lebih banyak fungsi secara paralel. Ketika permintaan menurun, platform akan melakukan scale down hingga nol.

Mengurangi Beban Operasional

Tim IT dan developer dapat terbebas dari beban operasional untuk menangani pengelolaan server, patching OS, pemeliharaan, dan tugas infrastruktur lainnya. Mereka dapat lebih fokus pada tugas yang lebih krusial dan bernilai tinggi untuk inovasi dan perkembangan bisnis.

Proses Pengembangan yang Cepat

Developer yang lebih fokus pada penulisan kode dan fungsi dapat membuat proses deployment menjadi lebih sederhana, karena developer hanya perlu mengunggah kode fungsi tersebut. Siklus pengembangan yang pendek ini dapat mempercepat proses pengembangan, peluncuran fitur baru, atau pembaruan produk ke pasar.

Tingkatkan Inovasi dalam Bisnis Anda dengan Serverless Architecture Cloud dari PhinCon!

Serverless architecture merupakan solusi dengan potensi luar biasa untuk mentransformasikan cara bisnis Anda membangun dan menjalankan aplikasi. Oleh karena itu, PhinCon dapat menjadi mitra terpercaya Anda dalam menjalankan solusi serverless architecture.

Solusi cloud infrastructure dari PhinCon dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan bisnis Anda yang unik dan spesifik. Kami juga menyediakan layanan konsultasi dan implementasi untuk memastikan transisi yang mulus dan optimal.

Hubungi email marketing@phintraco.com untuk konsultasi dan mengetahui informasi selengkapnya tentang solusi cloud infrastructure dari PhinCon!

Editor: Irnadia Fardila

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *