Blog

Hidup di Dunia Digital 07 December 2017 Blog

Hidup di Dunia Digital

Saat ini kita hidup di dunia digital. Semua hal di sekitar kita menjadi semakin pintar, cepat, lebih terhubung, dan menjadi semakin digital. Customer relationship bersifat digital. Business channel bersifat digital. Hingga kompetitor kita juga terjun di ranah digital.

Human-to-human, human-to-AI, machine-to-machine, dan machine-to-AI. Banyak hal ini didorong oleh transformasi digital, sumber kehidupan untuk bagaimana bisnis dapat beroperasi dan berhasil di dunia digital.

Machine learning, artificial intelligence, predictive analytics, dan juga big data systems semuanya berkontribusi pada apa yang dapat memungkinkan keseluruhan proses transformasi digital bergerak maju dan menjadi lebih kuat. Lantas, apa yang harus kita lakukan? Dari mana kita harus memulainya? Apa saja hal yang harus kita ketahui?

Pertama kita harus mulai dengan pelanggan.

A Customer-in Approach

Seiring berjalannya waktu mendekati tahun 2020 dan seterusnya, semakin banyak inovasi yang diperlukan untuk memberikan jenis omni-experiences yang memfasilitasi pengalaman pelanggan yang lebih baik di perusahaan. Inovasi di dalam tim pun merupakan salah satu kuncinya. Namun pertanyaannya adalah bagaimana?

A Customer-in Approach itu sendiri melibatkan customer journey yang fokus disepanjang siklus pembelian dan akhirnya mengidentifikasi teknologi atau proses apa yang dibutuhkan oleh organisasi, memberikan pengalaman yang relevan secara kontekstual dan menjadi sukses.

Artificial Intelligence

Artificial Intelligence atau AI merupakan kecerdasan entitas ilmiah. Sistem seperti ini umumnya dianggap sebagai komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam mesin komputer agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang layaknya seperti manusia lakukan. Beberapa area utama yang terkait dengan AI adalah: Machine Learning (ML), Natural Language Processing (NLP), speech support, robotics, dan vision.

Ketika Anda memikirkan interaksi pelanggan Anda dengan perusahaan Anda, AI akan membantu memprediksi dan menentukan kejadian atau langkah selanjutnya berdasarkan pengalaman sebelumnya.

Internet of Things

Perangkat IoT dapat mengumpulkan data, bertukar informasi, dan dengan bantuan analytics mengeksekusi tindakan, secara otomatis memicu hasil yang diinginkan. Dengan penggabungan dari AI dan IoT, akan membuat informasi yang dibutuhkan dapat dihitung, dan dihubungkan menjadi lebih cerdas dan lebih cepat.

Dengan adanya IoT di rumah kita, tempat kerja kita, dan di mana-mana, organisasi pun memerlukan strategi omni-device go-forward dengan pelanggan dan berhasil mengoptimalkan pengalaman pelanggan dari perspektif produk dan layanan.

Blockchain

Untuk mengetahui bagaimana dan mengapa Blockchain penting dalam hal digitalisasi, Anda harus memahami peran apa yang dimainkannya di pasar saat ini.

  • Model Blockchain dapat dan akan mengubah bagaimana bisnis dilakukan, atau lebih spesifik lagi bagaimana transaksi dapat berjalan.
  • Blockchain memiliki kapasitas untuk skala dan meningkatkan keamanan digital modern, terutama untuk data yang berkaitan dengan keuangan.
  • Blockchain dapat berfungsi sebagai dasar identitas gen atau ID digital berikutnya, dan terintegrasi dengan baik dengan bentuk otentikasi lanjutan.

Cybersecurity

Cybersecurity membutuhkan pendekatan holistik dengan solusi teknis dan non-teknis untuk melindungi integritas, otentikasi, dan kerahasiaan data pelanggan. Inisiatif transformasi digital ini menemukan kembali cara perusahaan beroperasi dan mengelola pengalaman pelanggan, tim, dan karyawan di seluruh organisasi.

Transformasi digital atau proses modern customer experience bergantung pada alat dan sistem yang lebih maju untuk memberikan pengalaman yang holistik dan andal. Dengan kata lain, jika perusahaan Anda ingin melakukan peralihan ke digital, Anda harus memperhatikan alat apa yang ingin digunakan dan pengalaman digital yang baik tentunya.

Continue Reading  
4 Langkah dalam Transformasi Customer Journey Mapping Anda 21 November 2017 Blog

4 Langkah dalam Transformasi Customer Journey Mapping Anda

Tidak ada standarisasi dalam melakukan transformasi customer journey mapping di sebuah organisasi. Namun tentunya hal ini harus dilakukan dengan baik agar organisasi dapat beradaptasi dengan perilaku pelanggan yang kian menunjukkan perubahan. Untuk menanggapi hal tersebut, masukkanlah empat langkah dalam customer journey mapping yang sukses dan efektif berikut ini.

  1. Baseline Your Customer Journey

Dokumentasikan customer journey Anda saat ini. Hal ini tidak hanya akan memungkinkan Anda untuk berfokus pada kebutuhan pelanggan dan bagaimana memecahkan masalah mereka, namun juga dapat digunakan dalam mengidentifikasi peluang untuk berinovasi dan pengalaman di masa depan.

  1. Define the Principles

Dalam meninjau customer journey, tetaplah fokus pada kebutuhan pelanggan dan memecahkan masalah mereka. Apa yang bisa disederhanakan? Dimana nilai bisa ditambahkan? Membangun cara baru, menanamkan di dalam organisasi, dan membimbing karyawan dengan baik dalam membentuk customer journey sebaik mungkin.

  1. Integrate Your Data

Mengintegrasikan beberapa sumber data adalah kunci untuk menciptakan satu unified customer view. Data dari analytics Anda juga dapat melakukan lebih dari sekadar memprediksi perilaku pelanggan.

Mereka dapat menjelaskan kondisi infrastruktur Anda saat ini. Kurangnya data yang dapat digunakan dapat menjadi pertanda masalah dalam infrastruktur Anda, sedangkan data yang berkualitas baik, data terkini dan terintegrasi terpusat pada user insights dan benar-benar menghubungkan customer journey.

  1. Measure Your Progress

Ketika perubahan dilakukan untuk customer journey Anda, penting untuk secara konsisten mendokumentasikan dampak perubahan dan berbagi bagaimana reaksi pelanggan. Pastikan untuk Anda dapat mengukur secara berkala, khususnya setelah ada perubahan yang signifikan. Mencerminkan teknologi, tren, dan perilaku yang baru.

Dengan memasukkan empat langkah dalam rencana transformasi Anda akan memastikan bahwa Anda menghasilkan sebuah output berdasarkan penelitian pengguna, bahwa Anda telah mengumpulkan data kualitas terbaik, dan Anda memiliki rencana yang terdokumentasi dan terukur. Pada akhir pemetaan Anda tersebut, Anda akan memiliki team of cross-organizational yang terlibat dan siap untuk bertindak berdasarkan wawasan yang terungkap selama proses berlangsung.

Continue Reading  
Manajemen Data: Local vs Cloud Storage 18 September 2017 Blog

Manajemen Data: Local vs Cloud Storage

Dulu tidak ada istilah network sharing dan tidak ada yang namanya cloud computing. Local storage merupakan pilihan satu-satunya. Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi, layanan cloud seperti Dropbox telah merevolusi bagaimana bisnis menyimpan informasi. Dengan menyimpan file penting pada server non-lokal, karyawan dapat mengakses datanya dari manapun, kapanpun, selama mereka memiliki koneksi internet.

Namun sayangnya, konsekuensi yang tidak terduga selalu mengikuti sebuah perubahan dan dalam contoh kasus ini, keamanan data adalah pengorbanan utama. Akibatnya, perusahaan harus dengan hati-hati mengevaluasi pilihan mereka dan mengajukan pertanyaan ini kepada diri mereka sendiri, “Metode pengelolaan data mana yang terbaik, apakah cloud computing, local storage, atau network sharing?”

Local Storage

Menyimpan data pada disk lokal seringkali menjadi pilihan termudah. Seperti desktop yang dapat menyimpan file hingga 500 GB, kapasitasnya tidak bermasalah. Bahkan, laptop yang paling dasar pun dilengkapi dengan disk tipe 150 GB. Dengan begitu banyak extra space, seringkali dilupakan bahwa ada alternatif lain.

Namun masalah terbesar dengan local storage adalah virus komputer yang dapat dengan mudah melumpuhkan hard drive dan semua data yang ada di dalamnya. Sedangkan masalah lainnya adalah pencurian laptop karyawan, sebuah risiko yang buruk dalam perjalanan bisnis.

Cloud Storage

Dengan kecenderungan tren Bring Your Own Device (BYOD) yang kuat seperti sebelumnya, bisnis berebut untuk menguasai smartphone, laptop, dan tablet milik karyawan. Admin TI mengenali potensi perangkat seluler dan mengerti bahwa mereka dapat meningkatkan produktivitas jika digunakan dengan benar.

Di sinilah cloud computing masuk. Dengan melakukan hosting data di server online, karyawan dapat mengakses informasinya dari sejumlah perangkat. Namun demikian, kemampuan untuk mengakses dan berbagi file dengan mudah dapat dilihat sebagai keuntungan dan juga kerugian. Disamping itu, individu yang jaraknya jauh terpisah, sekarang dapat bekerja sama dalam sebuah proyek. Mereka tidak lagi harus mengandalkan komunikasi email yang tidak efisien.

Network Sharing

Network sharing dapat dianggap sebagai media yang paling banyak diminati diantara cloud dan local storage. Memiliki kemiripan dengan local storage, metode ini memungkinkan pebisnis untuk menyimpan data secara fisik dan menyimpan informasi secara terpisah dari internet. Intinya, network sharing ini melibatkan penyimpanan khusus komputer yang terhubung ke beberapa perangkat.

Conclusion

Dengan banyaknya pilihan yang tersedia, sulit untuk menentukan solusi pengelolaan data yang tepat. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mengevaluasi kebutuhan masing-masing perusahaan. Jika kolaborasi dan file sharing merupakan hal yang sangat penting, maka layanan Cloud direkomendasikan. Jika keamanan data sangat penting, maka network sharing mungkin adalah pilihan terbaik. Akhirnya, bisnis yang kecil dengan anggaran rendah disarankan untuk tetap menggunakan sistem penyimpanan lokal.

Continue Reading