
Cloud Computing: Infrastruktur IT Berbasis Cloud
Teknologi informasi telah menjadi kunci utama bagi sebagian besar bisnis di era digital ini, terlepas dari seberapa besar skalanya atau industrinya. Perusahaan yang bergerak di dunia bisnis modern sudah pasti bergantung pada infrastruktur IT untuk menjalankan operasional bisnis, berinteraksi dengan pelanggan, atau mendorong inovasi. Akan tetapi, perusahaan membutuhkan infrastruktur yang andal dan fleksibel, sementara mengelola infrastruktur IT tradisional memiliki banyak tantangan. Tantangan seperti investasi awal di perangkat keras yang mahal, biaya pemeliharaan, dan kesulitan dalam menyesuaikan kapasitas. Oleh karena itu, cloud computing hadir sebagai solusi atas tantangan-tantangan tersebut.
Komputasi berbasis cloud kini semakin populer dan menjadi salah satu pendorong utama transformasi digital di berbagai sektor industri. Kemudahan dan fleksibilitas cloud dapat menjawab tantangan pengelolaan infrastruktur IT sekaligus mengubah cara perusahaan beroperasi. Oleh karena itu, perusahaan harus memahami cloud secara mendalam agar bisa menggunakannya secara optimal. Artikel ini akan membahas apa itu cloud computing, bagaimana cara kerjanya, apa saja contoh dan jenis-jenisnya, serta kelebihan cloud computing untuk perusahaan. Simak artikel berikut untuk informasi selengkapnya!
Apa yang Dimaksud dengan Cloud Computing?
Cloud computing adalah penyediaan berbagai layanan komputasi melalui internet atau cloud. Layanan komputasi ini meliputi server, storage, database, jaringan, perangkat lunak, analitik, serta artificial intelligence (AI). Semua layanan ini dapat diakses oleh perusahaan dari penyedia layanan cloud (cloud service provider) sesuai kebutuhan tanpa perlu memiliki dan memelihara infrastruktur IT fisik sendiri.
Konsep dasar dari infrastruktur cloud ini adalah memanfaatkan sumber daya komputasi yang ada di jaringan internet. Karakteristik ini disebut juga sebagai on-demand self-service yaitu ketika pengguna memiliki kendali penuh atas sumber daya komputasi sesuai kebutuhan.
Bagaimana Cara Kerja Cloud Computing?
Pada dasarnya, arsitektur cloud dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu front-end dan back-end. Front-end merupakan interface yang digunakan oleh pengguna untuk mengakses layanan cloud. Interface ini dapat berupa aplikasi web, perangkat lunak, atau dashboard yang disediakan oleh CSP. Sementara itu, back-end adalah infrastruktur fisik yang kompleks dan dikelola oleh CSP. Infrastruktur ini meliputi server-server dengan daya komputasi tinggi, sistem penyimpanan data yang masif, serta arsitektur jaringan yang kompleks.
Cloud computing bekerja ketika seorang pengguna melakukan permintaan layanan ke cloud melalui front-end. Permintaan tersebut kemudian akan didistribusikan melalui jaringan internet ke back-end. Setelah itu, CSP akan mengalokasikan sumber daya komputasi yang diperlukan dari resource pool yang ada. Biasanya proses ini dilakukan dengan virtualisasi, yaitu menjalankan beberapa virtual machine (VM) secara independen di satu server fisik.
Kemudian, permintaan pengguna akan diproses secara otomatis melalui perangkat lunak manajemen otomatisasi. Terakhir, API (Application Programming Interface) akan mengelola komunikasi dan interaksi antara berbagai aplikasi dan layanan di lingkungan cloud tersebut. Hal ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem layanan yang terintegrasi.
Apa Saja Contoh Cloud Computing?
Berdasarkan model layanannya, terdapat beberapa contoh komputasi cloud yang sudah digunakan oleh banyak perusahaan atau individu sehari-hari. Berikut ini adalah contoh-contohnya:
Infrastructure as a Service (IaaS)
IaaS merupakan layanan cloud yang menyediakan akses ke sumber daya komputasi dasar, misalnya server virtual, penyimpanan, atau jaringan sesuai dengan permintaan. Layanan ini umumnya memberikan fleksibilitas dan kendali penuh atas infrastruktur IT yang dibutuhkan dan digunakan.
Software as a Service (SaaS)
SaaS merupakan aplikasi yang diakses melalui internet tanpa perlu di-install atau dikelola secara lokal. Contoh-contohnya meliputi aplikasi yang sering digunakan sehari-hari seperti Gmail, Google Docs, Microsoft 365, CRM hingga Zoom.
Platform as a Service (PaaS)
PaaS merupakan layanan yang menyediakan platform untuk pengembangan (development) beserta berbagai aspek yang diperlukan, seperti alat, pustaka, serta infrastrukturnya. Layanan ini dapat membantu developer untuk fokus pada pengembangan kode tanpa perlu mengkhawatirkan pengelolaan server dan infrastruktur.
Apa Saja Jenis-jenis Cloud Computing?
Jenis-jenis komputasi cloud dapat dibedakan berdasarkan model penyebaran, serta bagaimana infrastruktur tersebut diakses dan dikelola. Berikut ini adalah tipe cloud computing berdasarkan layanannya:
Public Cloud
Public cloud adalah infrastruktur yang disediakan dan dioperasikan oleh CSP serta tersedia untuk umum melalui internet. Jenis cloud ini memiliki skalabilitas yang tinggi serta biaya yang relatif rendah karena sumber daya yang ada dibagikan ke banyak pengguna.
Private Cloud
Kebalikan dari public cloud, private cloud digunakan secara eksklusif untuk suatu organisasi atau perusahaan. Infrastruktur ini dapat di-hosting oleh organisasi itu sendiri atau dikelola oleh pihak ketiga. Jenis cloud ini cocok untuk organisasi dengan persyaratan keamanan yang lebih tinggi dan ketat, misalnya lembaga keuangan atau pemerintahan.
Hybrid Cloud
Model hybrid menggabungkan antara public dan private cloud sehingga memungkinkan data dan aplikasi untuk berbagi di antara kedua lingkungan tersebut. Hybrid cloud memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi karena memungkinkan perusahaan untuk memilih menyimpan data tertentu di private cloud sambil menggunakan sumber daya public cloud.
Multi-Cloud
Multi-cloud adalah praktik penggunaan layanan cloud dari lebih dari satu CSP. Hal ini umumnya dilakukan untuk meningkatkan keandalan dengan mendistribusikan workload ke berbagai infrastruktur, menghindari ketergantungan ke satu vendor, serta memanfaatkan layanan spesifik dari beberapa CSP yang berbeda.
Apa Saja Manfaat Cloud Computing untuk Perusahaan?
Penggunaan komputasi berbasis cloud memiliki banyak keuntungan dan manfaat bagi perusahaan atau organisasi. Berikut ini adalah beberapa manfaatnya:
Penghematan Biaya
Menggunakan infrastruktur berbasis cloud artinya menghilangkan biaya untuk investasi awal yang besar dalam pengadaan infrastruktur IT fisik. Selain biaya pengadaan, biaya pemeliharaan dan operasional pun bisa dikurangi secara signifikan. Model layanan cloud dari CSP memungkinkan perusahaan untuk membayar hanya untuk sumber daya yang digunakan.
Skalabilitas dan Fleksibilitas
Model layanan cloud dapat memberikan skalabilitas dan fleksibilitas yang tinggi bagi perusahaan. Perusahaan dapat menyesuaikan sumber daya komputasi dengan kebutuhan bisnis yang berubah. Hal ini penting untuk merespons lonjakan permintaan atau penurunan aktivitas yang dapat terjadi.
Aksesibilitas Tinggi
Infrastruktur berbasis cloud melalui internet membuat data dan aplikasi dapat diakses dari mana saja dan kapan saja. Hal ini dapat memfasilitasi kolaborasi dan kerja jarak jauh yang lebih efektif.
Update dan Maintenance Otomatis
Umumnya CSP memiliki tanggung jawab atas update perangkat lunak dan maintenance infrastruktur. Tim IT internal perusahaan tinggal fokus pada inisiatif strategis yang lebih krusial.
Meningkatkan Keamanan
Penyedia layanan cloud umumnya telah menginvestasikan langkah dan lapisan keamanan yang canggih secara besar-besaran pada infrastruktur mereka. Hal ini bertujuan untuk melindungi data pengguna. Akan tetapi, keamanan di cloud tetap menjadi tanggung jawab bersama antara pihak penyedia dan pengguna itu sendiri.
Wujudkan Infrastruktur IT yang Efisien dengan Solusi Infrastruktur Cloud dari PhinCon!
Cloud computing kini menjadi terobosan revolusioner dalam lanskap IT, dengan berbagai manfaat yang signifikan bagi perusahaan. Oleh karena itu, jangan biarkan bisnis Anda tertinggal. Wujudkan infrastruktur IT yang fleksibel dan aman dengan solusi infrastruktur cloud dari PhinCon!
Tim ahli dari PhinCon siap untuk membantu Anda merancang, mengimplementasikan, serta mengelola solusi cloud yang sesuai dengan kebutuhan spesifik bisnis Anda.
Hubungi email marketing@phintraco.com untuk konsultasi lebih lanjut mengenai infrastruktur cloud dari PhinCon!
Editor: Irnadia Fardila

Data Driven Adalah Strategi Manajemen Berbasis Data
Pengambilan keputusan atau decision making kini perlu dilakukan dengan sangat cermat, adaptif, dan cepat. Keputusan yang diambil secara insting atau pengalaman masa lalu saja tidak cukup untuk menjamin keberhasilan. Pelaku bisnis harus lebih berhati-hati dan lebih memanfaatkan data sebagai aset berharga yang dimiliki perusahaan. Pendekatan berbasis data atau data driven merupakan solusi utama untuk mengubah cara bisnis berjalan dan mengambil keputusan.
Sebagai aset utama perusahaan, data merupakan kunci utama bagi bisnis untuk bisa menjaga keberlangsungan bisnis. Bagaimana bisnis bisa mengolah dan memanfaatkan data dengan baik dapat menentukan keberhasilan operasional ke depannya. Artikel ini akan membahas pendekatan berbasis data dalam perusahaan serta berbagai aspek di dalamnya, mulai dari definisi, contoh-contohnya, manfaatnya untuk perusahaan, serta cara implementasinya. Simak artikel berikut ini untuk mengetahui informasi selengkapnya!
Apa yang Dimaksud dengan Data Driven?
Data driven adalah sebuah pendekatan atau filosofi bisnis yang menggunakan data sebagai pusat dari segala proses bisnis, termasuk dalam pengambilan keputusan. Hal ini dilakukan untuk menghindari mengandalkan asumsi, tebakan, atau intuisi dalam menentukan berbagai keputusan operasional bisnis. Pendekatan berbasis data ini mendorong perusahaan untuk menggunakan fakta dan insight dari data untuk menjadi dasar pengambilan setiap langkah strategis.
Data driven decision making adalah langkah penting untuk memulai transformasi operasional bisnis menjadi lebih faktual dan akurat. Prinsip utama dari metode ini adalah mengubah data mentah menjadi informasi dan insight yang berharga. Proses ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang relevan dari berbagai sumber, mengolahnya dengan menggunakan teknik analisis yang tepat, serta menginterpretasi hasilnya untuk menemukan insight tersebut. Kemudian, perusahaan dapat mengambil tindakan nyata dari insight tersebut. Data driven decision making pada dasarnya adalah siklus berkelanjutan untuk bisnis agar bisa terus berkembang dan beradaptasi berdasarkan umpan balik data.
Apa Saja Contoh Data Driven?
Pendekatan berbasis data memiliki peranan yang luas dan dapat diimplementasikan untuk bisnis di berbagai aspek. Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan data driven yang sering ditemui:
Marketing
Pemasaran atau marketing merupakan aspek bisnis yang paling sering diintegrasikan dengan pendekatan berbasis data, salah satunya adalah untuk campaign yang lebih terpersonalisasi. Personalisasi ini dapat diwujudkan dengan analisis data perilaku pelanggan, riwayat dan preferensi pembelian, serta segmentasi berdasarkan demografi.
Operational
Contoh penerapan data driven dalam bidang operasional dapat ditemukan dalam upaya optimasi rantai pasokan (supply chain). Optimasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan data untuk memprediksi permintaan pasar, sehingga perusahaan dapat mengelola inventarisasi dengan lebih efisien, menghemat biaya penyimpanan, dan memastikan ketersediaan produk.
Product Development
Data juga dapat digunakan untuk proses pengembangan produk. Pengembangan produk yang baik dapat menggunakan analisis data pasar, feedback pelanggan, dan tren industri. Perusahaan dapat mengembangkan produk yang memenuhi kebutuhan pasar yang belum terpenuhi serta inovatif.
Data Driven Problem Solving
Pendekatan data juga sangat bermanfaat dan sering digunakan untuk menyelesaikan masalah bisnis. Analisis data dapat digunakan untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah secara objektif, sehingga perusahaan dapat mengembangkan solusi yang efektif dan terukur.
Apa Manfaat Data Driven untuk Perusahaan?
Implementasi pendekatan data driven dalam bisnis dapat sangat bermanfaat untuk perusahaan. Berikut ini adalah beberapa contoh manfaat utamanya:
Pengambilan Keputusan Lebih Akurat
Pengambilan keputusan bisnis berdasarkan data dapat menghasilkan keputusan yang lebih objektif. Hal ini karena data menyajikan hasil analisis dan fakta sehingga tidak hanya berbasis pada perkiraan atau asumsi. Dengan data, perusahaan dapat menganalisis tren pasar dan preferensi konsumen untuk memutuskan langkah bisnis yang strategis.
Meningkatkan Efisiensi Operasional
Perusahaan dapat mengidentifikasi area-area yang dapat dioptimalkan proses bisnisnya. Hal ini dapat dilakukan melalui analisis data dan membantu meningkatkan efisiensi operasional secara signifikan. Proses ini juga dapat mengidentifikasi bottleneck dalam proses produksi atau kegiatan operasional bisnis lainnya.
Meningkatkan Customer Experience
Personalisasi dalam layanan pelanggan merupakan kunci utama untuk memastikan keberhasilan bisnis. Layanan pelanggan yang menggunakan data dapat membantu proses personalisasi ini menjadi lebih akurat dan sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pelanggan.
Meningkatkan Keunggulan Kompetitif
Keadaan pasar yang dinamis dan penuh persaingan menuntut setiap perusahaan untuk bisa beradaptasi dan berinovasi secara cepat. Oleh karena itu, pemantauan tren secara real time lewat data dapat menjadi keunggulan utama bagi bisnis.
Bagaimana Cara Mengimplementasikan Data Driven?
Langkah-langkah dalam mengimplementasikan pendekatan berbasis data memerlukan perencanaan dan komitmen yang matang. Oleh karena itu terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam proses implementasi, yaitu:
Identifikasi Tujuan Bisnis
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan analisis dan mengidentifikasi apa tujuan utama bisnis yang ingin dicapai. Tujuan ini dapat berupa meningkatkan penjualan, meningkatkan efisiensi, atau meningkatkan kepuasan pelanggan. Proses implementasi akan dipandu oleh tujuan tersebut.
Audit dan Evaluasi Data
Setelah mengidentifikasi tujuan bisnis, perlu dilakukan audit dan evaluasi menyeluruh dari data yang dimiliki. Audit dan evaluasi ini dilakukan untuk mengidentifikasi jenis data apa yang tersedia, bagaimana kualitas datanya, serta kesenjangan data apa saja yang perlu diatasi.
Investasi Infrastruktur dan Teknologi
Perusahaan juga perlu berinvestasi untuk membangun infrastruktur dan teknologi yang tepat dan dapat mendukung pendekatan berbasis data. Teknologi dan infrastruktur yang tepat diperlukan untuk bisa mengumpulkan, menyimpan, mengolah, serta menganalisis data.
Kembangkan Tim dengan Skill data
Selain infrastruktur dan teknologi, sumber daya manusia juga tak kalah penting. Oleh karena itu, perusahaan juga perlu memastikan tim yang bersangkutan memiliki skill analisis data yang dibutuhkan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada karyawan.
Integrasi ke Dalam Proses Bisnis
Terakhir, pastikan pendekatan berbasis data ini diintegrasikan dan menjadi bagian integral dalam setiap proses pengambilan keputusan di perusahaan. Ciptakan budaya kerja yang selalu menghargai dan mengedepankan data.
Implementasikan Data Driven di Bisnis Anda dengan Solusi Data Management dari PhinCon!
Langkah nyata untuk bergerak dengan pendekatan berbasis data merupakan investasi yang strategis dalam bisnis untuk menjamin kesuksesan di masa yang akan datang. Akan tetapi proses ini merupakan proses yang kompleks dan memerlukan keahlian manajemen data yang mumpuni.
Oleh karena itu, PhinCon hadir sebagai mitra terpercaya Anda untuk mengimplementasikan pendekatan data driven dengan solusi data management terbaik. Solusi data management dari PhinCon dapat membantu Anda mengumpulkan, mengolah, menganalisis, serta memanfaatkan data secara efektif dan optimal.
Hubungi marketing@phintraco.com untuk informasi lebih lanjut tentang solusi data management dari PhinCon!
Editor: Irnadia Fardila

IT Managed Service: Manfaat dan Keuntungannya
Teknologi informasi kini tidak hanya menjadi sekadar fasilitas pendukung lagi dalam bisnis, tetapi juga menjadi kunci utama dalam kelancaran operasional sekaligus inovasi. Hal ini mencakup berbagai aspek, mulai dari sistem komunikasi tim secara global, infrastruktur data, hingga platform digital yang digunakan oleh pelanggan di seluruh dunia. Akan tetapi, pengelolaan IT secara internal kerap menjadi tantangan yang kompleks bagi perusahaan. Infrastruktur yang semakin kompleks, kebutuhan yang semakin spesifik, serta biaya operasional yang tinggi membuat perusahaan menjadi terhambat dalam mencapai tujuan bisnis utama mereka. Oleh karena itu, IT managed service merupakan solusi strategis untuk menghadapi tantangan tersebut.
Managed service dapat menawarkan solusi yang efektif untuk membantu perusahaan mengelola IT mereka. Layanan ini merupakan outsourcing yang memungkinkan perusahaan untuk menyerahkan pengelolaan sebagian atau seluruh fungsi IT mereka kepada penyedia layanan pihak ketiga. Pendekatan ini membuat perusahaan dapat mendapatkan keahlian khusus, teknologi terbaru, hingga praktik terbaik yang ditawarkan oleh penyedia layanan, sekaligus tetap fokus pada pengembangan bisnis inti mereka. Artikel ini akan membahas managed service di bidang IT secara menyeluruh mulai dari definisinya, perbedaannya dengan staff augmentation, manfaatnya untuk perusahaan, hingga cara memilih provider yang tepat. Simak artikel berikut ini untuk mengetahui informasi selengkapnya!
Apa yang Dimaksud dengan IT Managed Service?
IT managed services adalah praktik outsourcing proaktif untuk fungsi IT tertentu atau keseluruhan infrastruktur IT kepada penyedia layanan pihak ketiga, yang disebut juga sebagai Managed Service Provider (MSP). Pendekatan proaktif di sini merupakan kebalikan dari pendekatan tradisional yang bersifat “break-fix” atau memperbaiki masalah setelah terjadi, melainkan fokus pada pemantauan, pengelolaan, dan pemeliharaan infrastruktur IT secara berkelanjutan. Umumnya kerja sama dengan MSP ini bersifat jangka panjang dan strategis.
Cakupan layanan dari MSP sangat luas dan bergantung pada kebutuhan spesifik yang dimiliki setiap perusahaan. Beberapa layanan yang umum ditawarkan oleh MSP kepada perusahaan adalah manajemen jaringan, keamanan siber (cybersecurity), layanan cloud, help desk & technical support, data backup & recovery, serta manajemen server & infrastructure.
IT Managed Services vs Staff Augmentation, Apa Perbedaannya?
Terdapat dua model dalam IT outsourcing, yaitu managed service dan staff augmentation. Keduanya sama-sama menggunakan sumber daya eksternal, tetapi keduanya juga memiliki perbedaan fundamental dalam aspek pendekatan, tanggung jawab, serta cakupan layanan yang ditawarkan.
Dalam managed service, MSP mendapatkan tanggung jawab pengelolaan IT perusahaan secara penuh, termasuk atas kinerja dan hasil layanan. MSP mengelola IT perusahaan secara proaktif. Sementara itu, staff augmentation hanya memberikan staff tambahan untuk sumber daya yang bisa membantu tim internal, tanggung jawab dan kendali pengelolaan IT tetap ada di perusahaan.
Keahlian tim yang disediakan managed service umumnya mencakup berbagai bidang IT, sementara keahlian staf dari staff augmentation bergantung pada kebutuhan umum atau spesifik perusahaan sesuai dengan kerangka kerja. Selain itu, dari segi jangka waktu, managed service lebih fokus pada kemitraan jangka panjang, sementara staff augmentation bergantung pada kebutuhan proyek.
Apa Saja Manfaat IT Managed Service untuk Perusahaan?
Menggunakan layanan pengelolaan IT dapat membawa sejumlah manfaat bagi perusahaan dalam menjaga keberlangsungan bisnis dan memastikan perkembangannya. Berikut ini adalah beberapa manfaat tersebut:
Penghematan Biaya Operasional
Salah satu keuntungan yang membuat banyak perusahaan tertarik untuk menggunakan layanan pengelolaan IT adalah kemungkinan penghematan biaya operasional yang signifikan. Dengan bekerja sama dengan MSP, perusahaan dapat menghemat investasi besar untuk membangun dan memelihara infrastruktur IT internal, baik dari segi perangkat maupun dari biaya perekrutan sumber daya manusia.
Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas
Tim internal perusahaan dapat lebih fokus pada kegiatan bisnis inti dan tugas yang lebih krusial lainnya. Ini dapat diwujudkan karena operasional IT sudah dipercayakan kepada MSP. Hal ini dapat mengotomatiskan banyak proses yang tadinya dilakukan secara manual, sehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Akses ke Teknologi dan Tenaga Ahli
Perusahaan juga dapat mendapatkan akses ke tenaga ahli serta teknologi-teknologi canggih dan terbaru yang mungkin sulit atau mahal untuk didapatkan secara internal. Akses ini sangat menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan kecil dan menengah.
Peningkatan Skalabilitas dan Fleksibilitas
Kerja sama dengan MSP dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis yang terus berkembang dan berubah seiring dengan waktu. Oleh karena itu, model ini dapat meningkatkan skalabilitas dan fleksibilitas bagi perusahaan, sekaligus membantu perkembangan dan adaptasi bisnis mereka.
Bagaimana Cara Memilih IT Service Provider yang Tepat?
Memilih MSP yang tepat untuk mengelola It perusahaan memerlukan berbagai pertimbangan penting agar prosesnya bisa berjalan secara optimal. Berikut ini adalah beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan sebelum memilih MSP:
Identifikasi Kebutuhan Bisnis
Langkah pertama adalah mengidentifikasi kebutuhan bisnis Anda. Area mana dari fungsi IT yang butuh dikelola atau ditingkatkan melalui managed service. Tentukan juga tujuan bisnis apa yang ingin dicapai dengan menggunakan layanan tersebut.
Evaluasi Rekam Jejak Provider
Lakukan riset dan evaluasi terhadap pengalaman dan rekam jejak provider dalam industri dan bisnis yang serupa. Pastikan juga MSP memiliki sertifikasi dan kemitraan teknologi yang menunjukkan tingkat keahlian dan standar yang dimiliki.
Pertimbangkan Portofolio Layanan dan Skalabilitas
MSP biasanya akan menawarkan portofolio layanan kepada perusahaan. Pastikan portofolio tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan bisnis di saat ini dan di masa yang akan datang. Hal ini penting untuk memastikan MSP dapat terus mendukung kebutuhan IT perusahaan seiring bisnis yang berkembang.
Periksa Standar Keamanan dan Kepatuhan
Keamanan siber juga dapat menjadi aspek yang harus diperhatikan dalam memilih MSP. MSP harus memiliki protokol keamanan, kebijakan privasi data, serta langkah perlindungan data yang diambil.
Periksa Service Level Agreement (SLA)
SLA atau Service Level Agreement merupakan dokumen yang berisi cakupan layanan, metrik kinerja, serta jaminan tingkat layanan yang disetujui oleh pihak perusahaan dan penyedia. Pastikan SLA sudah sesuai dengan ekspektasi dan kebutuhan bisnis.
Percayakan Operasional IT Anda pada Tim Ahli dari MBPS!
MitraComm, melalui MitraComm Business Process Services, dapat menjadi partner terpercaya untuk mengelola segala kebutuhan dan fungsi IT di perusahaan Anda. MBPS memiliki tim ahli yang bersertifikat dalam mengelola, memantau, dan memelihara infrastruktur serta keamanan IT.
Layanan dari MBPS juga dapat menyesuaikan dengan kebutuhan spesifik dan anggaran perusahaan Anda. Dengan begitu, Anda dapat menghemat biaya operasional, meningkatkan efisiensi, serta keamanan siber lewat kerja sama dengan MitraComm.
Hubungi email marketing@phintraco.com untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana MitraComm dapat membantu memenuhi kebutuhan IT bisnis Anda!
Editor: Irnadia Fardila
Categories
Trending News


