
Tantangan Big Data: Karakteristik dan Cara Mengatasinya
Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi digital, ledakan data menjadi semakin besar. Data dalam jumlah sangat besar kini dihasilkan dari berbagai sumber, mulai dari interaksi media sosial, transaksi online, atau perangkat IoT. Oleh karena itu, big data kini menjadi sebuah fenomena nyata yang harus dihadapi oleh perusahaan di setiap sektor industri. Selain volumenya yang masif, terdapat banyak peluang dan tantangan big data yang penting untuk dipahami oleh perusahaan.
Penting bagi perusahaan untuk memahami apa yang membuat big data unik dan menantang untuk dikelola, serta permasalahan apa saja yang sering muncul pada big data. Perusahaan perlu strategi yang matang serta solusi yang tepat untuk bisa merealisasikan potensi penuh dari big data. Artikel ini akan membahas tantangan utama big data serta cara mengatasinya. Simak artikel berikut ini untuk menemukan jawaban selengkapnya!
Apa itu Big Data?
Big data adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kumpulan data yang sangat besar, kompleks, dan tumbuh secara cepat. Volume dan kompleksitas data ini membuatnya sulit dikelola atau diproses dengan metode pemrosesan data tradisional. Data-data ini dapat berasal dari banyak sumber, misalnya konten internet, media sosial, atau data sensor IoT dan log server.
Peran big data kini penting karena dapat memberikan wawasan yang tidak terjangkau sebelumnya. Hasil analisis big data dapat membantu perusahaan membuat keputusan yang lebih strategis dan berbasis data. Selain itu, inovasi produk dan optimalisasi proses bisnis internal juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan analisis big data.
Apa yang Dimaksud dengan 4 V Big Data?
Terdapat beberapa karakteristik utama dalam big data, yang disebut juga dengan konsep “4 V”. Berikut ini adalah masing-masing penjelasannya:
Volume (Volume)
Ini merupakan karakteristik utama dan paling jelas karena merujuk pada besarnya ukuran data. Dalam big data, ukuran volume bisa menyentuh skala terabyte (TB), petabyte (PB), bahkan exabyte (EB). Contohnya adalah data transaksi dari perusahaan e-commerce, atau data genomik.
Velocity (Kecepatan)
Velocity melambangkan seberapa cepat data dihasilkan, dikirim, serta perlu diproses. Hal ini terutama pada sumber data yang terus-menerus menghasilkan aliran informasi secara real time. Beberapa contohnya adalah data streaming dari media sosial, atau data transaksi pasar saham.
Variety (Keberagaman)
Variety mewakili berbagai format yang ada di big data. Format ini meliputi data terstruktur (database relasional), data semi-terstruktur (file JSON atau XML), atau data tidak terstruktur (teks, gambar, video, audio, atau log). Mengelola format yang beragam ini adalah salah satu tantangan utama big data.
Veracity (Kebenaran)
Veracity adalah karakteristik yang berfokus pada kualitas, keakuratan, dan keandalan data. Data yang dikumpulkan dapat mengandung noise, bias, nilai yang hilang, atau informasi yang salah. Oleh karena itu, veracity penting untuk memastikan analisis data jadi lebih bersih, konsisten, dan relevan.
Apa Saja yang Menjadi Tantangan Big Data?
Sebelum bisa memanfaatkannya, perusahaan perlu memahami tantangan pengelolaan big data agar bisa mempersiapkan strategi dan implementasi yang tepat. Berikut ini adalah beberapa tantangan big data:
Penyimpanan dan Infrastruktur
Salah satu tantangan big data adalah penyimpanan dan infrastrukturnya. Volume data yang masif memerlukan kapasitas yang besar dan dapat diskalakan. Perusahaan perlu berinvestasi besar dalam infrastruktur storage yang memadai dan dapat diskalakan untuk mengakomodasi pertumbuhan data di masa depan. Biaya pengadaan, pemeliharaan, dan pembaruan infrastruktur inilah yang menjadi pertimbangan.
Kualitas dan Keakuratan Data
Sebagai salah satu karakteristik penting dalam big data, kualitas dan keakuratan (veracity) perlu dijaga dan merupakan tantangan besar. Data seringkali tidak lengkap, tidak konsisten, atau mengandung duplikasi. Proses data cleansing dapat memakan waktu, sangat kompleks, dan perlu sumber daya yang banyak.
Keamanan dan Privasi Data
Big data sering mengandung informasi yang sensitif, seperti data pribadi pelanggan, data keuangan, atau rahasia dagang perusahaan. Informasi sensitif ini perlu dilindungi dari akses tidak sah, pelanggaran keamanan, serta serangan siber. Perusahaan pun perlu mematuhi berbagai regulasi terkait privasi data, seperti UU PDP di Indonesia.
Pemrosesan dan Analisis Data
Alat dan teknik analisis data tradisional tidak bisa digunakan untuk menangani volume, kecepatan, dan keberagaman big data. Perusahaan perlu menggunakan platform dan teknologi canggih untuk bisa mengekstrak wawasan yang berharga dari data yang bervolume masif tersebut.
Integrasi Data
Data bisa berasal dari berbagai sumber dan tersebar di berbagai sistem dengan format yang berbeda-beda. Oleh karena itu, tantangan big data yang lainnya adalah bagaimana bisa mengintegrasikan data dari sumber beragam ini untuk menjadi data yang terpadu dan komprehensif.
Bagaimana Cara Mengatasi Tantangan Big Data?
Setelah memahami tantangan big data, berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut:
Identifikasi Strategi Data yang Jelas
Pertama-tama, perusahaan harus mengidentifikasi tujuan bisnis spesifik terkait big data. Strategi yang jelas akan memudahkan investasi dan prioritas.
Pilih Infrastruktur yang Tepat
Terdapat banyak jenis infrastruktur yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan. Mulai dari solusi cloud computing (IaaS, PaaS, SaaS), hingga arsitektur data modern seperti data warehouse.
Implementasikan Data Governance yang Kuat
Pastikan terdapat kerangka kerja data governance yang meliputi kebijakan, standar, dan prosedur dalam pengelolaan data. Tentukan peran dan tanggung jawab yang jelas dalam siklus hidup data.
Prioritaskan Keamanan Data
Terapkan langkah-langkah dan solusi keamanan data berlapis, seperti enkripsi data, manajemen identitas akses yang ketat, pemantauan aktivitas mencurigakan, serta audit keamanan rutin.
Gunakan Platform Integrasi yang Efektif
Perusahaan dapat memanfaatkan alat dan platform integrasi data modern yang dapat membantu menyatukan data dari berbagai sumber dengan lebih efisien dan otomatis.
Atasi Tantangan Big Data dengan Solusi Data Management dari PhinCon!
Menghadapi kompleksitas dan tantangan big data bukanlah hal yang mudah. Akan tetapi, perusahaan dapat memilih mitra dan solusi teknologi yang tepat untuk membantu mengoptimalkan prosesnya. PhinCon, sebagai perusahaan IT consulting & solution terpercaya, dapat memberikan solusi data management terbaik untuk bisnis Anda.
Solusi data management kami meliputi berbagai aspek, mulai dari data warehouse, big data, serta big data analytics, data virtualization, dan data masking. Data management dari kami dapat mengintegrasikan data secara mulus dan memiliki skalabilitas tinggi untuk memastikan keberlangsungan dan perkembangan bisnis Anda.
Hubungi marketing@phintraco.com untuk informasi selengkapnya mengenai solusi data management dari PhinCon!
Editor: Irnadia Fardila

Serverless Architecture: Skalabilitas dalam Pengembangan Aplikasi
Perkembangan era digital yang semakin cepat kini mendorong setiap perusahaan untuk mencari cara membangun dan menjalankan aplikasi dengan lebih efisien dan dapat diskalakan. Tantangan utama dalam membangun aplikasi seperti ini adalah pengelolaan infrastruktur IT yang kerap memerlukan biaya pengadaan yang tinggi dan pemeliharaan server fisik yang sangat kompleks. Hal ini juga menghambat skalabilitas karena penambahan kapasitas harus dilakukan secara manual. Solusi awal dari hambatan ini adalah teknologi cloud computing yang menawarkan fleksibilitas dan pembayaran sesuai pemakaian. Kini teknologi dan solusi terus berkembang hingga muncul paradigma baru yaitu serverless architecture.
Arsitektur serverless adalah solusi yang dapat menyederhanakan proses operasional dalam pengembangan aplikasi sekaligus memungkinkan tim developer untuk lebih fokus penuh pada aspek inovasi. Oleh karena itu, pemahaman tentang teknologi ini penting bagi perusahaan yang menginginkan skalabilitas dan fleksibilitas dalam pengembangan aplikasi mereka. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang arsitektur ini, mulai dari definisinya, bagaimana cara kerjanya di lingkungan cloud, perbedaannya dengan konsep microservices, serta manfaat signifikan apa yang diberikan teknologi ini untuk bisnis. Simak artikel berikut ini untuk mengetahui informasi selengkapnya!
Apa yang Dimaksud dengan Serverless Architecture?
Serverless architecture merupakan model eksekusi dalam cloud computing yang membuat penyedia layanan cloud (cloud service provider) bertanggung jawab penuh atas pengelolaan alokasi dan penyediaan server. Dengan kata lain, tim developer tidak perlu lagi memikirkan pengelolaan, konfigurasi, pemeliharaan, dan penskalaan server sama sekali. Fokus utama tim developer bisa berpindah sepenuhnya ke penulisan dan implementasi kode aplikasi yang memberi nilai tambah untuk aplikasi dan bisnis.
Istilah serverless di sini bukan berarti tidak ada server yang terlibat atau digunakan sama sekali dalam prosesnya. Server tetap ada dan dibutuhkan untuk menjalankan kode aplikasi, tetapi dalam arsitektur ini, keberadaan dan manajemen server diabstraksi atau disembunyikan dari pengguna akhir atau developer. Semua kompleksitas infrastrukturnya ditangani oleh penyedia layanan cloud di balik layar.
Serverless Architecture vs Microservices, Apa Perbedaannya?
Istilah serverless dan microservices seringkali digunakan dalam konteks pengembangan aplikasi modern. Hal ini karena keduanya sama-sama mendukung pendekatan modular. Akan tetapi, kedua konsep ini memiliki fokus yang berbeda secara fundamental.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, serverless merupakan model eksekusi dan operasional. Oleh karena itu, arsitektur ini berfokus pada bagaimana kode dijalankan dan siapa yang mengelola infrastruktur pendukungnya. Fokus utama dari serverless adalah abstraksi server dan model eksekusi berbasis event.
Sementara itu, microservices merupakan pendekatan arsitektural untuk membuat aplikasi. Konsep utamanya adalah memecah aplikasi monolitik yang besar menjadi layanan-layanan kecil yang independen. Layanan-layanan ini dapat dikembangkan, di-deploy, dan diskalakan secara terpisah serta masing-masing mewakili fungsi bisnis tertentu.
Pada dasarnya, serverless dan microservices merupakan konsep yang bisa saling melengkapi dan tidak saling eksklusif. Perusahaan dapat membangun arsitektur microservices yang setiap layanannya diimplementasikan sebagai satu atau lebih fungsi serverless.
Bagaimana Cara Kerja Serverless Architecture Cloud?
Arsitektur serverless didasarkan pada model eksekusi berbasis event atau event-based, terutama pada komponen Function-as-a-Service (FaaS). Oleh karena itu, cara kerjanya dapat diuraikan sebagai berikut:
Event Trigger
Pertama-tama, prosesnya dimulai ketika suatu event terjadi. Event di sini dapat berupa permintaan HTTP masuk melalui API Gateway, pengunggahan file baru ke layanan object storage, perubahan data dalam tabel database, pesan baru masuk ke dalam queue, atau jadwal waktu yang telah ditentukan.
Function Execution
Setelah event terdeteksi oleh FaaS, penyedia cloud akan mengidentifikasi kode fungsi yang terasosiasi dengan event tersebut. Sumber daya komputasi yang diperlukan kemudian akan dialokasikan untuk menjalankan kode fungsi tersebut dengan data dari event sebagai input.
Setelah eksekusinya selesai, sumber daya tersebut dapat dinonaktifkan atau digunakan untuk request lain. Jika tidak ada request lain yang masuk, maka platform dapat melakukan scale down hingga nol, sehingga tidak ada sumber daya yang berjalan dan tidak ada biaya.
Interaksi dengan BaaS
Selama proses eksekusi, fungsi FaaS akan berinteraksi dengan layanan lain seperti Backend-as-a-Service (BaaS). Interaksi tersebut antara lain membaca atau menulis data ke database, mengambil data dari API lain, atau menyimpan file. Layanan BaaS sendiri juga dikelola sepenuhnya oleh penyedia cloud, sehingga developer tidak perlu khawatir dengan infrastruktur backend tersebut.
Apa Saja Manfaat Serverless Architecture untuk Perusahaan?
Implementasi arsitektur serverless dapat memberikan banyak keuntungan yang strategis bagi perusahaan dalam pengembangan aplikasi, yaitu:
Efisiensi Biaya
Model pembayaran pay-per-execution atau pay-per-use dapat menghemat biaya secara signifikan bagi perusahaan. Perusahaan hanya perlu membayar untuk komputasi yang benar-benar digunakan saat fungsi berjalan, bahkan hingga tingkat milidetik. Tidak perlu ada biaya untuk server yang idle.
Skalabilitas yang Otomatis
Platform serverless dapat menangani penskalaan kapasitas aplikasi secara otomatis. Ketika ada lonjakan permintaan, platform akan menjalankan lebih banyak fungsi secara paralel. Ketika permintaan menurun, platform akan melakukan scale down hingga nol.
Mengurangi Beban Operasional
Tim IT dan developer dapat terbebas dari beban operasional untuk menangani pengelolaan server, patching OS, pemeliharaan, dan tugas infrastruktur lainnya. Mereka dapat lebih fokus pada tugas yang lebih krusial dan bernilai tinggi untuk inovasi dan perkembangan bisnis.
Proses Pengembangan yang Cepat
Developer yang lebih fokus pada penulisan kode dan fungsi dapat membuat proses deployment menjadi lebih sederhana, karena developer hanya perlu mengunggah kode fungsi tersebut. Siklus pengembangan yang pendek ini dapat mempercepat proses pengembangan, peluncuran fitur baru, atau pembaruan produk ke pasar.
Tingkatkan Inovasi dalam Bisnis Anda dengan Serverless Architecture Cloud dari PhinCon!
Serverless architecture merupakan solusi dengan potensi luar biasa untuk mentransformasikan cara bisnis Anda membangun dan menjalankan aplikasi. Oleh karena itu, PhinCon dapat menjadi mitra terpercaya Anda dalam menjalankan solusi serverless architecture.
Solusi cloud infrastructure dari PhinCon dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan bisnis Anda yang unik dan spesifik. Kami juga menyediakan layanan konsultasi dan implementasi untuk memastikan transisi yang mulus dan optimal.
Hubungi email marketing@phintraco.com untuk konsultasi dan mengetahui informasi selengkapnya tentang solusi cloud infrastructure dari PhinCon!
Editor: Irnadia Fardila

Implementasi CRM dan Manfaatnya untuk Perusahaan
Persaingan bisnis modern yang sangat ketat membuat posisi pelanggan kini menjadi salah satu aset yang berharga bagi perusahaan. Cara yang dapat dilakukan bisnis untuk menjaga loyalitas pelanggan adalah dengan membangun dan memelihara hubungan yang kuat. Teknologi Customer Relationship Management (CRM) memegang peranan penting dalam hal ini. CRM bukan hanya sekadar aplikasi atau alat, tetapi juga sebuah strategi bisnis komprehensif yang berfokus pada pengelolaan interaksi pelanggan dan calon pelanggan. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan nilai hubungan pelanggan tersebut. Keberhasilan strategi ini ditentukan pada proses implementasi CRM yang efektif di perusahaan.
Implementasi CRM adalah investasi bisnis yang dapat membawa peluang besar sekaligus tantangannya tersendiri. Oleh karena itu, tantangan dalam proses implementasinya harus dipelajari agar bisa dihindari demi optimalnya penerapan teknologi dan strategi bisnis ini. Artikel ini akan mengupas tuntas tentang implementasi CRM, mulai dari alasan mengapa CRM itu penting, kapan waktu yang tepat untuk mengimplementasikannya, apa saja contoh nyata penerapannya, lalu langkah-langkah strategis apa yang perlu dilakukan agar implementasi berjalan dengan optimal. Simak artikel berikut ini untuk informasi selengkapnya!
Mengapa Perusahaan Perlu Implementasi CRM?
Terdapat beberapa faktor dan manfaat signifikan yang menjadi alasan mengapa perusahaan perlu mengimplementasikan teknologi Customer Relationship Management. Manfaat-manfaat ini tentu sangat berperan dalam pertumbuhan bisnis. Manfaat utamanya adalah sentralisasi seluruh data pelanggan mulai dari kontak, riwayat pembelian, preferensi, dan catatan interaksi sebelumnya. Sentralisasi ini memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih mendalam bagi perusahaan tentang pelanggan.
Wawasan yang lebih mendalam tersebut dapat mengoptimalkan layanan pelanggan sehingga lebih relevan, personal, dan responsif. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan dan membangun loyalitas pelanggan dalam jangka panjang. Selain itu, CRM juga dapat mendorong kolaborasi internal yang lebih inovatif.
Adapun kendala implementasi CRM pada perusahaan di antaranya adalah karyawan yang resisten terhadap perubahan, strategi dan tujuan yang kurang jelas, kualitas data yang buruk, serta kurangnya dukungan dari manajemen puncak. Kendala-kendala tersebut dapat dicegah dan diatasi dengan memastikan dukungan yang aktif serta pemilihan platform CRM yang tepat.
Kapan Sebaiknya Menggunakan CRM?
Terdapat hal-hal yang dapat menjadi tanda bahwa sudah saatnya perusahaan mengimplementasikan CRM. Salah satunya adalah ketika perusahaan kesulitan melacak interaksi pelanggan dan mulai kehilangan prospek (leads) yang disebabkan oleh proses follow-up calon pelanggan yang tidak terstruktur.
Selain itu, bila keluhan atau pertanyaan pelanggan memerlukan waktu lama untuk diselesaikan, atau kualitas layanan pelanggan tidak konsisten, maka perusahaan dapat mengimplementasikan CRM untuk bisa mengatasi permasalahan tersebut.
Perusahaan yang memerlukan peramalan penjualan (sales forecasting) karena pertumbuhan bisnis yang cepat juga merupakan tanda perusahaan harus mengimplementasikan CRM. Hal ini karena CRM dapat membantu perusahaan untuk mengotomatiskan proses manual yang tidak efisien dan menghambat kemampuan melayani pelanggan yang semakin banyak.
Ketika setiap tim seperti Sales, Marketing, dan Customer Service bekerja dalam silo masing-masing, banyak informasi yang jadi tidak sinkron serta pengalaman pelanggan menjadi terfragmentasi. Oleh karena itu, ini juga bisa menjadi tanda saat yang tepat untuk perusahaan mengimplementasikan CRM.
Apa Saja Contoh Implementasi CRM dalam Perusahaan?
Penerapan CRM dapat dilakukan untuk mendukung beberapa fungsi bisnis yang utama, di antaranya adalah tim penjualan, tim pemasaran, dan layanan pelanggan. Berikut ini adalah beberapa contoh implementasinya di masing-masing fungsi bisnis tersebut:
Tim Sales
Tim penjualan dapat menggunakan CRM untuk mengelola kontak dan leads dari pelanggan lengkap dengan riwayat interaksi. Setiap peluang penjualan dari berbagai tahapan juga dapat dikelola dari identifikasi hingga penutupan (deal closing). Mereka juga dapat menghasilkan pelaporan dan analitik penjualan dengan menggunakan CRM.
Tim Marketing
CRM dapat digunakan oleh tim marketing untuk merencanakan, menjalankan, melacak, dan menganalisis hasil kampanye pemasaran di berbagai saluran. Selain itu, mereka juga dapat melakukan segmentasi pelanggan berdasarkan demografi, perilaku, atau riwayat pembelian. Berbagai prospek yang ada juga dapat dikelola berdasarkan kelayakannya sebelum diteruskan ke tim penjualan.
Tim Customer Service
Dalam konteks pelayanan pelanggan, CRM digunakan untuk mengelola kasus/tiket dengan membuat, melacak, dan menyelesaikan permintaan bantuan atau keluhan pelanggan secara terstruktur. CRM juga dapat meringankan beban agen customer service dengan mengarahkan pelanggan untuk mencari jawaban umum atau panduan pemecahan masalah lewat portal self-service. Agen call center dapat melacak riwayat interaksi dengan konteks lengkap serta mengelola komunikasi pelanggan dari berbagai saluran secara terintegrasi di satu platform.
Bagaimana Agar Implementasi CRM Berhasil dan Optimal?
Penerapan CRM dalam bisnis memerlukan strategi CRM yang terstruktur. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk memastikan implementasinya berjalan dengan optimal:
Tentukan Tujuan Bisnis dan Strategi CRM
Langkah pertama adalah identifikasi masalah spesifik bisnis yang ingin diatasi dengan CRM. Tentukan KPI yang terukur agar bisa melacak kesuksesan. Pastikan tujuan yang ditentukan selaras dengan strategi bisnis keseluruhan.
Pastikan Dukungan Penuh dari Manajemen
Peran manajemen puncak sangat penting untuk bisa mengalokasikan sumber daya dalam strategi penerapan CRM. Oleh karena itu, penting untuk memastikan dukungan penuh dari pihak tersebut.
Libatkan End-Users
Sejak tahap awal penerapan, libatkan pengguna akhir seperti tim penjualan, pemasaran, dan customer service untuk memahami alur kerja dan tantangan yang dihadapi. Hal ini penting untuk mengidentifikasi apa yang mereka butuhkan dari sistem CRM.
Pilih Platform CRM yang Tepat
Cara memilih konsep CRM yang tepat untuk suatu perusahaan adalah dengan mengidentifikasi kebutuhan, mengevaluasi fitur dan kebutuhan, pertimbangkan skalabilitas, integrasi, serta rekam jejak dari vendor penyedia CRM tersebut. Selain itu, pastikan juga vendor memiliki protokol keamanan data yang kuat.
Berikan Pelatihan yang Komprehensif & Berkelanjutan
Perusahaan harus memberikan pelatihan ke karyawan yang akan menggunakan sistem CRM tersebut, mulai dari fitur-fitur hingga bagaimana CRM dapat mendukung proses kerja mereka. Pelatihan ini harus dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.
Monitoring Secara Berkala
Setelah implementasi berjalan, lacak KPI yang telah ditentukan sebelumnya secara teratur. Kumpulkan juga feedback yang didapat dari pengguna dan lakukan penyesuaian atau optimalisasi pada sistem dan prosesnya.
Optimalkan Implementasi CRM Perusahaan Anda dengan Solusi CRM dari PhinCon!
Implementasi CRM dapat menjadi proses yang kompleks dan memerlukan strategi yang tepat agar bisa optimal. Oleh karena itu, jangan biarkan kompleksitas implementasi CRM tersebut menghambat potensi pertumbuhan bisnis Anda. PhinCon, sebagai perusahaan IT consulting terpercaya, dapat menawarkan solusi CRM yang canggih dan terintegrasi untuk bisnis Anda!
Solusi CRM dari PhinCon dapat membantu Anda mengelola data pelanggan, membuat interaksi pelanggan yang lebih personal, dan memastikan kesuksesan penerapan CRM.
Hubungi email marketing@phintraco.com untuk informasi selengkapnya tentang solusi CRM dari PhinCon!
Editor: Irnadia Fardila
Categories
Trending News


